Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

ASEAN Mengutuk Keras Serangan Udara di Desa Terpencil Myanmar

Foto : CNA/AFP

Saksi mata menuduh pesawat militer Myanmar memberondong Desa Pazi Gyi di wilayah Sagaing tengah, dalam serangan udara 11 April 2023 yang menurut penyelamat menyebabkan 100 orang tewas. 

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) "mengutuk keras" serangan udara junta militer Myanmar di sebuah desa terpencil minggu ini.

Pernyataan ASEAN pada Kamis (13/4) setelah berita tentang serangan terhadapDesa Pazi Gyi di Kotapraja Kanbalu, wilayah Sagaing, di barat laut negara itu.

Sehari setelah serangan udara, Sekjen PBB Antonio Guterres mengeluarkan pernyataan mengutuk keras serangan itu, sementara Amerika Serikat mengatakan "sangat prihatin".

Ketua ASEAN mengatakan pada Kamis,"Segala bentuk kekerasan harus segera diakhiri, terutama penggunaan kekerasan terhadap warga sipil."

"Ini akan menjadi satu-satunya cara untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dialog nasional yang inklusif untuk menemukan solusi damai yang berkelanjutan di Myanmar."

Juru bicara junta Myanmar Zaw Min Tun pada Selasa mengatakan, beberapa orang yang tewas dalam serangan udara adalah pejuang anti-kudeta berseragam. Namun juga mengakui "ada beberapa orang dengan pakaian sipil".

"Menurut informasi lapangan yang kami dapat, orang-orang terbunuh bukan karena serangan kami saja," katanya. "Ada beberapa ranjau yang ditanam PDF (Tentara Pertahanan Rakyat) di sekitar area itu."

Dia menambahkan, serangan udara itu juga menghantam tempat penyimpanan mesiu dan ranjau.

Ketua ASEAN Indonesia juga menegaskan kembali komitmen blok itu untuk terus membantu Myanmar "dalam mencari solusi yang dapat diterapkan dan bertahan lama untuk krisis yang sedang berlangsung melalui mempromosikan implementasi penuh dari Konsensus Lima Poin".

Pada 2021, ASEAN dan kepala junta Jenderal Min Aung Hlaing mencapai consensus lima poin tentang kekerasan di Myanmar selama pertemuan puncak di Jakarta.

Poin-poinnya termasuk penghentian segera kekerasan di Myanmar dan semua pihak melakukan "pelatihan ulang sepenuhnya", serta dialog konstruktif di antara semua pihak terkait untuk "mencari solusi damai demi kepentingan rakyat".

Para pemimpin juga sepakat, utusan khusus ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan, serta utusan dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

Wilayah Sagaing, dekat kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay, melakukan perlawanan sengit terhadap junta militer selama berbulan-bulan.

Sebelum pesawat militer menyerang Desa Pazi Gyi, penduduk berkumpul untuk menandai pembukaan kantor pasukan pertahanan setempat.

Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG), sebuah badan bayangan yang didominasi mantan anggota parlemen dari partai pimpinan Aung San Suu Kyi, mengutuk serangan itu sebagai "tindakan keji".

"Kami ... merasakan sakit yang dirasakan oleh keluarga yang terkena dampak tragedi ini," katanya dalam sebuah pernyataan.

Utusan HAM PBB Tom Andrews mengatakan pada Rabu, masyarakat internasional harus menghentikan aliran senjata ke Myanmar dan bekerja sama menjatuhkan sanksi terkoordinasi terhadap junta negara tersebut.

Bahwa junta militer Myanmar dipasok oleh negara-negara anggota PBB, Andrews mendesak negara-negara untuk mendorong mereka menghentikan pengiriman ke junta.

Kepala HAM PBB Volker Turk mengatakan dia "ngeri" dengan serangan udara mematikan itu. Korbannya termasuk anak-anak sekolah yang sedang menari. PBB menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab diadili.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top