Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Ramah Lingkungan

Asean Mampu Hasilkan 12% Bahan Bakar Hijau Jet Global yang Dibutuhkan pada 2050

Foto : ANTARA/NOVA WAHYUDI

Petugas mengisi bahan bakar avtur ke pesawat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, Sumatera Selatan, baru-baru ini. Penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan menawarkan potensi terbesar untuk mengurangi emisi karbon industri penerbangan selama 30 tahun ke depan.

A   A   A   Pengaturan Font

"Hingga tahun 2023, bahan bakar penerbangan hijau tanpa campuran, bahan bakar yang sepenuhnya bebas dari bahan bakar fosil, hanya mencakup 0,2 persen dari bahan bakar komersial yang digunakan secara global," tambah Boeing.

Di Singapura, pihak berwenang telah menetapkan target nasional untuk bahan bakar jet hijau sebesar 1 persen dari seluruh bahan bakar penerbangan yang digunakan di Bandara Changi dan Bandara Seletar pada tahun 2026. Sasaran akhirnya adalah mencapai 3 persen hingga 5 persen penggunaan bahan bakar berkelanjutan pada 2030.

Untuk mendukung hal ini, pemerintah akan mengenakan pungutan penumpang pada semua penumpang yang mengambil penerbangan dari Bandara Changi mulai tahun 2026, yang akan berkontribusi pada pembelian massal bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang perlu digunakan maskapai penerbangan di sini.

Singapura juga merupakan rumah bagi kilang Tuas South milik raksasa energi Neste, fasilitas produksi bahan bakar jet terbesar di dunia yang terbuat dari bahan limbah, yang mampu memproduksi hingga satu juta ton bahan bakar jet hijau setiap tahun.

Untuk mempromosikan produksi bahan bakar jet hijau regional di masa mendatang, laporan tersebut merekomendasikan agar pemerintah menerapkan kebijakan yang memberikan insentif bagi produksi bahan bakar penerbangan berkelanjutan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top