Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis di Myanmar I Malaysia: Junta Telah Mengolok-olok 5 Poin Rencana Perdamaian Asean

Asean Kecam Eksekusi Aktivis

Foto : AFP/Philip FONG

Protes Junta I Seorang aktivis mengacungkan salam 3 jari saat ikut serta dalam aksi protes bersama warga negara Myanmar lainnya di luar United Nations University di Tokyo, Jepang, pada Selasa (26/7). Mereka memprotes junta karena telah meng­eksekusi mati 4 aktivis ­demokrasi Myanmar pada Senin (25/7) lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

PHNOM PENH - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) mengecam dan sangat kecewa dengan eksekusi mati empat aktivis demokrasi oleh junta di Myanmar. Kecaman itu diutarakan oleh negara ketua Asean saat ini yaitu Kamboja, dalam sebuah pernyataan pada Selasa (26/7).

"Eksekusi mati tetap dijalankan meskipun ada permohonan dari Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, dalam kapasitasnya sebagai ketua Asean, agar hukuman itu dipertimbangkan kembali," demikian pernyataan dari Kamboja, seraya menegaskan bahwa eksekusi ini adalah masalah yang dianggap serius oleh Asean.

"Pelaksanaan hukuman mati, hanya selang sepekan sebelum pertemuan tingkat menteri Asean ke-55 sangat tercela," imbuh pernyataan itu.

Dalam pernyataan itu disinggung pula bahwa pengabaian itu menunjukkan kurangnya keinginan junta untuk mendukung upaya perdamaian di Myanmar yang disuarakan Asean.

Militer Myanmar yang berkuasa pada Senin (25/7) lalu mengumumkan bahwa mereka telah mengeksekusi mati empat orang yang dituduh telah membantu aksi teror. Pengumuman eksekusi pertama di negara itu dalam beberapa dekade, kemudian memicu kecaman luas.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa, Kamboja, yang memimpin Asean tahun ini, mengatakan sangat sedih dan sangat terganggu dengan eksekusi mati para aktivis demokrasi tersebut.

"Asean dengan tegas dan mendesak meminta semua pihak terkait untuk berhenti mengambil tindakan yang hanya akan memperburuk krisis, menghalangi dialog damai di antara semua pihak terkait, dan membahayakan perdamaian, keamanan dan stabilitas, tidak hanya di Myanmar tetapi seluruh kawasan," demikian pernyataan tambahan dari ketua Asean.

Malaysia, salah satu negara anggota Asean, kemudian menambahkan kecaman atas eksekusi yang dilaksanakan junta Myanmar, dengan menteri luar negerinya mengatakan pada Selasa bahwa negara anggota Asean memandang tindakan itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, juga mengatakan pada konferensi pers bahwa Myanmar seharusnya tidak diizinkan mengirim perwakilan politik ke pertemuan tingkat menteri internasional mana pun, apalagi dengan eksekusi ini berarti junta telah mengolok-olok 5 poin rencana perdamaian yang digagas Asean.

Vonis hukuman mati diputuskan dalam persidangan rahasia pada Januari dan April dimana keempat pria itu dituduh telah membantu gerakan perlawanan sipil yang telah memerangi militer sejak kudeta tahun lalu dan tindakan keras berdarah terhadap protes nasional.

Di antara mereka yang dieksekusi adalah juru kampanye demokrasi Kyaw Min Yu, 53 tahun, yang lebih dikenal dengan julukan Ko Jimmy, dan mantan anggota parlemen yang juga adalah artis hip-hop bernama Phyo Zeya Thaw, 41 tahun, yang adalah sekutu pemimpin terguling Aung San Suu Kyi.

Dua orang lainnya yang dieksekusi adalah Hla Myo Aung dan Aung Thura Zaw.

Media pemerintah mengatakan hukuman mati telah dilakukan, tetapi tidak mengatakan kapan atau dengan metode apa. Eksekusi mati di Myanmar sebelumnya dilakukan dengan cara digantung.

Pembelaan Junta

Di sisi lain, junta yang berkuasa di Myanmar pada Selasa mengatakan bahwa eksekusi mati terhadap empat aktivis demokrasi itu adalah hal yang sah dan dilakukan atas nama keadilan bagi rakyat.

Juru bicara junta, Zaw Min Tun, mengatakan eksekusi itu tidak bersifat pribadi, tetapi dilakukan atas hukum dan para aktivis itu telah diberi kesempatan untuk membela diri.

Min Tun juga mengatakan bahwa pemerintah junta militer tahu bahwa eksekusi itu, yang pertama dilaksanakan dalam beberapa dekade di Myanmar, akan menuai kritik. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top