
AS-Russia Tunjuk Tim Negosiator untuk Akhiri Perang di Ukraina
Menlu Russia Sergei Lavrov (kiri) dan Menlu AS Marco Rubio di Riyadh, Arab Saudi.
Foto: leaders-menaRIYADH - Russia dan Amerika Serikat akan menunjuk tim untuk merundingkan jalan guna mengakhiri perang di Ukraina sesegera mungkin, saat kedua negara adidaya itu bertemu pada hari Selasa (18/2) di Arab Saudi tanpa Kyiv atau Uni Eropa.
Namun, tidak ada rincian spesifik tentang kemungkinan pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin yang muncul dari pertemuan di Riyadh, pembicaraan resmi tingkat tinggi pertama Washington-Moskow sejak invasi Ukraina tahun 2022.
Beberapa pemimpin Eropa, yang khawatir dengan perombakan kebijakan AS terhadap Russia oleh Trump, khawatir Washington akan membuat konsesi serius kepada Moskow dan menulis ulang pengaturan keamanan benua itu dalam kesepakatan bergaya Perang Dingin antara negara adidaya.
Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Russia Sergei Lavrov sepakat untuk "menunjuk tim tingkat tinggi masing-masing guna mulai bekerja pada jalur untuk mengakhiri konflik di Ukraina sesegera mungkin", kata Departemen Luar Negeri AS.
Washington mengatakan kedua pihak juga sepakat untuk "membentuk mekanisme konsultasi" guna mengatasi "hal-hal yang mengganggu" hubungan Russia dan Amerika, seraya mencatat kedua pihak akan meletakkan dasar bagi kerja sama di masa mendatang.
Russia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hasil perundingan tersebut. "Kami membahas dan menguraikan posisi berprinsip kami, dan sepakat bahwa tim negosiator terpisah akan menghubungi kami mengenai topik ini pada waktunya."
"Masih sulit untuk membicarakan tanggal pasti pertemuan antara kedua pemimpin," kata Yuri Ushakov, ajudan kebijakan luar negeri Putin.
Russia mengemukakan beberapa perspektifnya mengenai perundingan di masa depan untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina, dengan menyatakan bahwa penyelesaian perang memerlukan reorganisasi perjanjian pertahanan Eropa.
Moskow telah lama menyerukan penarikan pasukan NATO dari Eropa Timur, memandang aliansi tersebut sebagai ancaman eksistensial di sisinya.
"Resolusi yang berkelanjutan dan berjangka panjang tidak mungkin tercapai tanpa pertimbangan menyeluruh mengenai masalah keamanan di benua itu," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada hari Selasa, menanggapi pertanyaan AFP.
Sebelum menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Moskow telah menuntut NATO menarik diri dari Eropa tengah dan timur.
Para pemimpin Eropa mengadakan pertemuan darurat di Paris sehari sebelumnya, tetapi kesulitan untuk bersatu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, di Turki pada malam menjelang pembicaraan bahwa dia tidak diundang dan tidak akan "mengakui hal-hal atau perjanjian apa pun tentang kami tanpa kami".
Terisolasi oleh Barat selama tiga tahun, Rusia harapkan "pemulihan" hubungan dengan Amerika Serikat dan kembalinya ke arena internasional.
Di Istana Diriyah di Riyadh, negosiasi dimulai tanpa jabat tangan yang terlihat.
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 4 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 5 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu