Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kecerdasan Buatan

AS Pecat 4 Ribu Karyawan dengan Alasan "AI"

Foto : AFP/Richard A Brooks

Pameran “AI” | Seorang pria menghampiri stan yang mempromosikan ChatGPT di sebuah pameran teknologi kecerdasan buatan (AI) NexTech Week Tokyo 2023 di Jepang pada 10 Mei lalu. Sebuah laporan terkini menyebutkan bahwa hampir 4.000 orang di AS telah kehilangan pekerjaan sepanjang bulan lalu gara-gara “AI”.

A   A   A   Pengaturan Font

CHICAGO - Sebuah laporan pada Kamis (1/6) menyatakan bahwa hampir 4.000 orang di Amerika Serikat (AS) telah kehilangan pekerjaan sepanjang bulan lalu gara-gara artificial intelligence (AI). Laporan itu adalah yang pertama kali menyatakan kecerdasan buatan sebagai alasan bagi PHK.

Hampir 4.000 orang yang di-PHK pada Mei, kehilangan pekerjaannya karena kecerdasan buatan, dan ini adalah pertama kalinya AI terdaftar dalam laporan bulanan yang dirangkum oleh perusahaan swasta Challenger, Gray, dan Christmas, yang bergerak di bidang penempatan eksekutif dan bermarkas di Chicago, AS.

"Sekitar 3.900 dari lebih dari 80.000 PHK yang terjadi pada Mei dikaitkan dengan AI," menurut laporan tersebut.

Alasan lainnya terkait PHK oleh perusahaan di AS menurut laporan tersebut terkait dengan alasan seperti kondisi pasar dan ekonomi, pemotongan biaya, restrukturisasi, atau merger dan akuisisi.

"Perusahaan kami menemukan bahwa antara Januari dan Mei, ada sekitar 417.500 orang telah kehilangan pekerjaan, dan ini menjadikannya awal lima bulan terburuk dalam setahun sejak 2020, ketika awal pandemi menyebabkan lebih dari 1,4 juta PHK. Di luar pandemi, awal tahun 2023 telah menghasilkan angka PHK terburuk sejak 820.000 PHK yang terjadi hingga awal tahun 2009," demikian bunyi laporan Challenger, Gray, dan Christmas.

Seorang juru bicara mengkonfirmasi bahwa laporan Mei adalah pertama kalinya AI dimasukkan sebagai alasan, dan mengatakan semua pemangkasan lapangan pekerjaan berasal dari sektor teknologi yang ramai dengan perkembangan terbaru dalam teknologi AI dari ChatGPT hingga fitur-fitur terbarunya, yang diumumkan tampaknya hampir setiap pekan dari perusahaan seperti Google, Adobe, dan Amazon.

Sebelumnya perusahaan Goldman Sachs bahkan pernah mempublikasikan laporan penelitian terkait pengembangan AI generatif seperti ChatGPT yang bisa menggantikan 300 juta unit lowongan kerja di seluruh dunia.

Tren akan Berlanjut

Dalam laporannya, perusahaan Challenger, Gray, dan Christmas memperkirakan tren ini akan berlanjut, dan juru bicara perusahaan itu mengatakan beberapa perusahaan mungkin ragu untuk mengungkapkan AI sebagai faktor pendorong PHK, dan tidak jelas bagaimana jumlah pekerjaan yang diciptakan oleh AI akan dibandingkan dengan jumlah pekerjaan yang dihilangkan karena itu.

Pekan lalu sebuah organisasi nirlaba pemerhati gangguan makan terbesar di AS, National Eating Disorder Association, mengkonfirmasi bahwa mereka telah mengganti setidaknya enam karyawan pengelola panggilan bantuan dengan chatbot AI bernama "Tessa" yang telah digunakannya sejak tahun lalu.

Namun kemudian organisasi itu mengatakan pada Selasa (30/5) lalu bahwa pihaknya akan menutup "Tessa" untuk sementara waktu setelah ada keluhan dari salah satu klien yang mengatakan Tessa telah memberikan saran seperti menimbang diri sendiri setiap pekan dan menghitung asupan kalori, padahal saran itu telah membuat klien tersebut mengalami kelainan makan sejak awal mula.businessinsider/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top