Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS Kembalikan 30 Artefak Curian ke Kamboja, Diperdagangkan di Pasar Gelap Selama Puluhan Tahun

Foto : astraherald

Tiga dari 30 artefak kuno era Perunggu hingga abad ke-12 yang dicuri dan diperdagangkan di pasar gelap dikembalikan ke Kamboja.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Amerika Serikat mengembalikan 30 benda seni dan antik curian ke Kamboja, Senin (8/8). Benda-benda artefak tersebut telah dijarah dari negara Asia Tenggara termasuk dari kota kuno Khmer dan diperdagangkan di pasar gelap selama puluhan tahun.

Jaksa federal Manhattan Damian Williams secara resmi menyerahkan benda-benda artefak tersebut ke duta besar Kamboja untuk AS, Kei Chhea, di hadapan wartawan.

"Kami merayakan pengembalian warisan budaya Kamboja ke rakyat Kamboja, dan menegaskan kembali komitmen kami untuk mengurangi perdagangan ilegal benda seni dan antik," kata Williams.

Dari 30 benda antik tersebut, di antaranya ada patung dewa Hindu Skanda yang berdiri di seekor burung merak, juga patung abad ke-10 dewa Hindu Ganesha. Kedua patung dicuri dari Koh Ker, ibukota kuno Khmer yang berlokasi 80 km dari Candi Angkor, kata Wailliams.

Benda-benda antik yang berasal dari era Perunggu hingga abad ke-12 itu dicuri bersama ribuan benda artefak lainnya selama perang Kamboja pada 1970-an dan ketika negara itu dibuka kembali pada 1990-an.

Kantor Jaksa federal mengatakan, ribuan patung dan pahatan Khmer diperdagangkan di luar Kamboja oleh para pedagang barang antik di Bangkok selama puluhan tahun. Kemudian diekspor secara ilegal ke para kolektor, pengusaha, bahkan ke museum di Asia, Eropa, dan AS.

Salah seorang pedagang berkebangsaan Amerika, Douglas Latcford dihukum pada 2019 karena menjual benda seni, namun kasusnya ditangguhkan setelah kematiannya.

Kantor Jaksa New York terlibat dalam pemulihan kumpulan benda seni tersebut . Dari musim panas 2020 hingga akhir 2021, setidaknya 700 benda telah dikembalikan ke 14 negara, seperti Kamboja, India, Pakistan, Mesir, Irak, Yunani, dan Italia.

Pada 2021, kolektor berkebangsaan Amerika Michael Steinhardt mengembalikan 180 benda antik curian dari seluruh dunia dalam beberapa puluh tahun terakhir, sebagai bagian dari negosiasi dengan pemerintah.

Benda-benda itu bernilai total 70 juta dolar AS.

Kesepakatan antara pengadilan dan Steinhardt (80) membuat sang kolektor bebas dari dakwaan, namun ia dilarang mendapatkan benda seni dari pasar legal sepanjang sisa hidupnya.

Angkor, sebuah situs arkeologis terbesar di dunia merupakan ibukota kekaisaran Khmer yang berkuasa dari abad ke-9 hingga abad ke-14.

Situs tersebut kini dibuka kembali untuk wisatawan setelah dua tahun ditutup karena pandemi. Angkor menjadi situs Warisan Dunia UNESCO pada 1992.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top