AS Jatuhkan Sanksi pada Maduro
Julio Borges (kanan), anggota parlemen koalisi Venezuela dari partai oposisi (MUD), berbicara dengan duta besar Meksiko untuk Venezuela Erendira Paz (kiri), duta besar Inggris untuk Venezuela, John Saville (kedua dari kiri) dan duta besar Spanyol untuk Venezuela, Jesus Silva dalam pertemuan mereka di Gedung Majelis Nasional Caracas, Venezuela, Selasa (1/8).
"Dengan arahannya, pasukan keamanan rezim secara sistematis menekan dan mengkriminalkan pihak-pihak oposisi melalui penahanan, penuntutan militer pada warga sipil dan penggunaan kekuatan berlebihan terhadap demonstran," kata dia.
Klaim kemenangan
Sementara Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, pada Senin (31/7) mengklaim kemenangan atas pelaksanaan referendum bagi menentukan Dewan Konstitusi, sebuah lembaga legislatif "superbody" yang bakal memberikan partai penguasa, Partai Sosialis, untuk memegang kekuasaan. Dalam pernyataan kemenangannya itu, Presiden Maduro juga mengejek kritikan dari Amerika Serikat (AS) yang menyebut bahwa pelaksanaan referendum di Venezuela telah melawan demokrasi.
Diklaim oleh otoritas pelaksanaan pemilihan umum bahwa referendum yang digelar Minggu (30/7) telah diikuti oleh lebih dari 8 juta rakyat Venezuela. Sementara pihak oposisi menyebut referendum itu hanya diikuti oleh 2,5 juta rakyat Venezuela saja.
Diklaim pula bahwa Partai Sosialis memenangkan semua kursi di Dewan Konstitusi yang baru dan berjumlah 545 kursi. Dengan mayoritas mutlak itu telah memberikan kuasa untuk membubarkan institusi-institusi negara yang dikuasai oposisi dan mereka memiliki kekuasaan untuk mendepak para pejabat negara yang membangkang.rtr/uci/AR-3
Komentar
()Muat lainnya