Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Ukraina Minta Organisasi Internasional Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang

AS Ingin Singkirkan Russia dari Dewan HAM

Foto : AFP/Sergei SUPINSKY

Pembunuhan Warga Sipil l Sukarelawan membawa kantong jenazah berisi korban pembunuhan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina, oleh pasukan Russia, Minggu (3/4). Jaksa Agung Ukraina melaporkan ada sedikitnya 410 warga sipil dibunuh di kota tersebut.

A   A   A   Pengaturan Font

BUCHAREST - Amerika Serikat (AS) akan meminta Majelis Umum PBB untuk menangguhkan partisipasi Russia dari Dewan Hak Asasi Manusia. Hal itu diutarakan Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, pada Senin (4/4), setelah Ukraina menuding pasukan Russia membunuh puluhan warga sipil di Kota Bucha.

Saat ini Russia berada di tahun kedua dari masa jabatan tiga tahun di dewan yang berbasis di Jenewa. Jika mendapat dukungan suara mayoritas sebanyak dua pertiga dalam majelis yang memiliki 193 anggota, hal itu bisa menangguhkan partisipasi sebuah negara dari dewan karena terus-menerus melakukan pelanggaran berat dan sistematis hak asasi manusia selama keanggotaannya.

"Partisipasi Russia di Dewan Hak Asasi Manusia adalah lelucon," kata Dubes Thomas-Greenfield saat berbicara di Bucharest, Romania, pada Senin. "Itulah sebabnya kami percaya inilah saatnya Majelis Umum PBB memilih untuk menangguhkan Russia," imbuh dia.

Sejak invasi Ukraina dimulai pada 24 Februari, Majelis Umum PBB telah mengadopsi dua resolusi yang mengecam Russia dengan setidaknya mendapat dukungan 140 suara yang menyatakan setuju.

Moskwa mengatakan mereka sedang melakukan operasi militer khusus yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer Ukraina.

"Pesan saya kepada 140 negara yang dengan berani berdiri bersama adalah bayangkan gambaran (Kota) Bucha dan kehancuran di seluruh Ukraina mengharuskan kita untuk mencocokkan kata-kata kita dengan tindakan," ucap Dubes Thomas-Greenfield, mengacu pada laporan banyaknya korban sipil yang tewas bergelimpangan di Kota Bucha.

Wakil Wali Kota Bucha mengatakan ada 50 dari sekitar 300 mayat ditemukan setelah pasukan Russia mundur dan mereka adalah korban pembunuhan di luar proses hukum yang dilakukan oleh pasukan Russia.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kemungkinan kejahatan perang di sana. Sementara Russia dengan tegas membantah tuduhan apapun terkait dengan pembunuhan warga sipil di kota itu.

Penyelidikan Independen

Menanggapi laporan pembunuhan lebih dari 400 warga sipil di sebuah kota Ukraina menyusul penarikan pasukan Russia, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Minggu (3/4) menyerukan penyelidikan independen.

"Saya sangat terkejut dengan laporan warga sipil yang tewas di Bucha, Ukraina," cuit Guterres diTwitter. "Sangat penting bahwa penyelidikan independen mengarah pada akuntabilitas yang efektif," imbuh dia.

Sebelumnya Jaksa Agung Ukraina melaporkan ditemukannya sedikitnya 410 mayat warga sipil ditemukan di Bucha dekat ibu kota Ukraina, Kyiv.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, meminta organisasi internasional untuk mengirim ahli ke negaranya sesegera mungkin untuk mengumpulkan bukti kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Russia. AFP/Anadolu/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top