Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

AS Beri Insentif bagi Industri Teknologi Bersih, Kanada Janji Segera Merespons

Foto : ANTARA/REUTERS/Jonathan Ernst

Presiden AS Joe Biden mengarahkan tangan ke layar dimana Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau muncul melalui panggilan video, untuk menandai akhir pertemuan bilateral kedua negara secara virtual dari Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Selasa (23/2/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

OTTAWA - Kanada harus meningkatkan insentif mereka yang ditujukan untuk membantu industri meningkatkan teknologi bersih.

Tekad itu muncul setelah Amerika Serikat (AS) meloloskan investasi besar-besaran pada Agustus guna mempercepat transisi hijau di negara itu, kata menteri keuangannya pada Rabu (19/10).

Undang-undang Pengurangan Inflasi (IRA) disahkan menjadi undang-undang oleh Presiden AS Joe Biden dan berisi insentif bagi konsumen dan bisnis dalam upaya mereka untuk secara drastis mengurangi emisi karbon.

"Ini adalah undang-undang yang memiliki jangkauan luas dengan banyak konsekuensi berbeda bagi Kanada," kata Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland kepada wartawan di Windsor, Ontario, tempatnya berbicara dengan produsen suku cadang otomotif sebelumnya.

Ada "beberapa elemen" IRA yang perlu ditanggapi oleh Kanada, katanya. "Kami sedang mengerjakannya. Anda akan melihat beberapa di antaranya dalam laporan ekonomi pada musim gugur, dan Anda akan melihat strategi lainnya dalam anggaran pada musim semi."

Freeland mengatakan dirinya akan segera mengumumkan tanggal untuk laporan ekonomi tahunan pada musim gugur (FES) tersebut, yaitu ketika pemerintah memperbarui proyeksi ekonominya dan terkadang mengubah rencana belanjanya. Kanada harus menghindari stimulus baru di FES, kata sejumlah analis kepada Reuters pekan lalu.

Sejumlah perusahaan Kanada yang ingin membangun fasilitas penyerapan karbon dan produsen yang berharap dapat menarik investasi kendaraan listrik (EV) atau pabrik baterai baru telah menyampaikan kekhawatiran mereka bahwa IRA akan memberikan AS keuntungan yang tidak adil.

Beberapa pemerintahan di Eropa dan Asia telah mengajukan keluhan tentang beberapa bagian dari undang-undang tersebut yang berdampak terhadap industri mereka.

Pada Rabu, pemerintahan Biden mengumumkan dorongan besar lainnya untuk transisi hijau mereka, mengatakan bahwa mereka memberikan hibah sebesar 2,8 miliar dolar AS (sekitar Rp43,7 triliun) untuk mendorong produksi EV di AS atau mineral untuk baterai kendaraan tersebut.

Freeland berulang kali menyambut pengenalan IRA karena undang-undang tersebut memungkinkan upaya transisi hijau AS tanpa menghukum Kanada dengan kredit pajak konsumen EV baru, hanya untuk produsen mobil AS, seperti yang telah diumumkan sebelumnya. Sebaliknya, kredit pajak diperbolehkan untuk produsen mobil "Amerika Utara".

Undang IRA juga meningkatkan persyaratan untuk mendapatkan sumber mineral penting yang digunakan untuk membuat baterai dengan sekutu perjanjian perdagangan bebas seperti Kanada, yang memiliki banyak mineral tetapi masih perlu meningkatkan produksi dan pemrosesan.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top