AS Ancam Jatuhkan Sanksi
Pertempuran di Khartoum l Asap membubung di atas ibu kota Sudan, Khartoum, pada 3 Mei lalu saat pertempuran terus-menerus merusak upaya untuk memperkuat gencatan senjata antara para jenderal yang bertikai di negara itu. Hingga Jumat (5/5) pertempuran di Sudan sudah berlangsung selama 3 pekan.
Presiden AS mengancam akan menjatuhkan sanksi baru atas terjadinya konflik di Sudan jika pertempuran yang telah merenggut ratusan nyawa itu tak segera diakhiri.
KHARTOUM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Kamis (4/5) mengancam akan menjatuhkan sanksi baru atas konflik Sudan, dengan mengatakan pertempuran harus segera diakhiri, setelah baku tembak dan ledakan mengguncang Khartoum selama 20 hari berturut-turut.
Ratusan orang telah tewas di Sudan sejak pertempuran meletus pada 15 April antara pasukan pimpinan panglima militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pimpinan Jenderal Mohamed Hamdan Daglo.
Saat gencatan senjata terakhir berakhir pada Rabu (3/5) tengah malam, tentara mengatakan siap untuk mematuhi gencatan senjata tujuh hari yang baru, tetapi tidak ada kabar dari pasukan paramiliter RSF.
Terkait konflik di Sudan ini, Presiden Biden telah meneken perintah eksekutif pada Kamis yang memperluas wewenang bagi menjatuhkan sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab karena telah mengancam perdamaian, keamanan, dan stabilitas Sudan, dan merusak transisi demokrasi Sudan.
"Kekerasan yang terjadi di Sudan adalah sebuah tragedi, dan itu adalah pengkhianatan terhadap tuntutan yang nyata dari rakyat Sudan yang menginginkan pemerintahan sipil dan transisi menuju demokrasi. (Kekerasan) itu harus diakhiri," kata Presiden Biden.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya