Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS Alokasikan Jutaan Dollar Bagi Pusat Riset Superkomputer

Foto : AFP/GOOGLE

Komputer Kuantum Google - CEO Google, Sundar Pichai, saat memperlihatkan komputer kuantum Google di laboratorium Google di Santa Barbara, AS, pada Oktober 2019 lalu. Pemerintah AS pada Rabu (26/8) menyatakan akan mengeluarkan dana 625 juta dollar AS untuk dialokasikan bagi mendirikan pusat-pusat penelitian kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI)dan komputasi kuantum.

A   A   A   Pengaturan Font

SAN FRANCISCO - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Rabu (26/8) menyatakan akan menggelontorkan dana sebanyak 625 juta dollar AS selama lima tahun ke depan untuk pusat penelitian kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan komputasi kuantum.

"Tambahan dana sebesar 340 juta dollar AS akan disumbangkan oleh sektor swasta dan institusi akademis, sehingga total investasi yang direncanakan mendekati 1 miliar dollar AS," demikian rilis yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi AS (DOE) sembari menjelaskan bahwa dana itu akan digunakan untuk mendirikan selusin lembaga penelitian yang fokus pada kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.

"Institusi ini akan menjadi pusat jaringan komputer kelas dunia demi mempercepat inovasi di Amerika dan membangun tenaga kerja Amerika bagi abad ke-21," kata petinggi urusan teknologi AS, Michael Kratsios.

Menurut direktur National Science Foundation, Sethuraman Panchanathan, AS telah menginvestasikan lebih dari 500 juta dollar AS setiap tahun dalam penelitian AI dan membangun upaya untuk memajukan daya saing Amerika.

Seorang pejabat di Google memperingatkan pada Januari lalu bahwa dalam perlombaan teknologi menuju masa depan, Tiongkok bisa mencurahkan sumber daya yang sangat besar untuk mengembangkan superkomputer dengan teknologi kuantum.

Para pejabat dan ilmuwan AS pada Juli mulai meletakkan dasar untuk internet yang lebih aman yang hampir tidak dapat diretas berdasarkan teknologi komputasi kuantum.

Dalam presentasi saat itu, pejabat DOE mengeluarkan laporan yang menguraikan strategi pengembangan internet kuantum nasional, menggunakan hukum mekanika kuantum untuk mengirimkan informasi lebih aman daripada jaringan yang sudah ada saat ini.

DOE sendiri telah menjalin kerja sama dengan universitas dan peneliti industri dengan tujuan membuat purwarupa dalam dekade ini.

"Fondasi jaringan kuantum bertumpu pada kemampuan kita untuk secara tepat mensintesis dan memanipulasi materi pada skala atom, termasuk kontrol atas foton tunggal," kata David Awschalom, seorang profesor di University of Chicago dan ilmuwan senior di Argonne National Laboratory.

Persaingan

Yang tak disebutkan dalam pengumuman DOE adalah kiprah dari Google dan Honeywell yang telah mengklaim kemajuan dalam penelitian komputasi kuantum.

Kelompok manufaktur dan teknologi AS, Honeywell, awal tahun ini menyatakan akan membuat komputer kuantum paling kuat di dunia ke pasaran dengan tujuan untuk mengatasi tantangan ilmiah dan bisnis yang kompleks. Perusahaan tersebut mengatakan telah mencapai terobosan dalam komputasi kuantum, yang menggunakan partikel subatomik untuk mempercepat pemrosesan.

Komputasi kuantum didasarkan pada penggunaan bit kuantum atau qubit, yang dapat melakukan triliunan kalkulasi per detik dan dalam beberapa kasus mengungguli superkomputer tradisional tercepat yang ada saat ini.

Pengumuman Honeywell muncul setelah Google mengklaim tahun lalu telah mencapai supremasi kuantum dengan mengembangkan mesin yang mengungguli superkomputer tercepat di dunia.

Google mengatakan bahwa prosesor kuantum Sycamore memecahkan masalah komputasi dalam 200 detik yang jika dibandingkan dengan komputer tradisional akan membutuhkan waktu 10.000 tahun untuk pemrosesannya.

Selain Honeywell dan Google, ada satu lagi perusahaan AS yang turut berlomba menciptakan superkomputer yaitu IBM yang menjalankan program komputasi kuantumnya sendiri. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top