AS Ajak Tiongkok Mulai Bahas Pengurangan Risiko Senjata Nuklir
AS dan Tiongkok mengadakan pembicaraan pertama mereka mengenai pengendalian senjata nuklir dalam hampir lima tahun pada 6 November.
Lavrov mengatakan Washington telah mengusulkan pemisahan kedua isu tersebut dan melanjutkan perundingan "stabilitas strategis" antara kedua negara, yang sejauh ini memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia.
Namun, ia menyebut usulan tersebut tidak dapat diterima oleh Russia karena dukungan Barat terhadap Ukraina dalam perang yang kini mendekati akhir tahun kedua.
Tidak adanya dialog merupakan hal yang penting karena perjanjian New Start yang membatasi hulu ledak nuklir strategis kedua belah pihak akan berakhir pada bulan Februari 2026. Jika perjanjian ini tidak berlaku lagi, kedua negara tidak akan lagi memiliki perjanjian senjata nuklir yang tersisa pada saat ketegangan di antara mereka sedang memuncak, titik tertinggi sejak krisis rudal Kuba tahun 1962.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya