Apakah GERD Bisa Menyebabkan Kematian?
- GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
- RSCM
- Kasus Kematian
JAKARTA - Meskipun gastro esophagealreflux disease (GERD) tidak mengancam jiwa secara langsung, penyakit ini dapat mengakibatkan beberapa komplikasi yang harus diwaspadai. Komplikasi yang biasa terjadi berupa peradangan pada saluran kerongkongan atau esofagus serta kanker esofagus yang dapat menyebabkan kematian.

Ket. penyakit lambung
Doc: ISTIMEWA
GERDadalah penyakit saluran cerna dengan gejala dan komplikasi yang mengganggu, yang diakibatkan oleh refluks atau naiknya isi lambung ke kerongkongan. Penyebabnya adalah melemahnya katup atau sfingter pada esofagus bagian bawah, sehingga tidak mampu menutup dengan baik.
"Gerd ditandai dengan sensasi nyeri dan juga rasa terbakar (heartburn) pada dada dan mulut terasa pahit. Apabila tidak diobati dengan tepat, Gerd dapat menyebabkan kekambuhan dan komplikasi sehingga menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya," jelas Dokter Spesialis Gastroenterologi FKUI RSCM Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM dalam virtual media briefing, dengan tema "Apakaha Gerd tidak Mengancam Jiwa?" Kamis (10/2).
GERDmerupakan penyakit yang tidak mengancam jiwa, namun apabila terjadi terus menerus, diabaikan, dan tidak diobati dengan benar dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding dalam kerongkongan (esofagus). Jika dibiarkan lama kelaman akan menyebabkan luka kronis, penyempitan pada kerongkongan bawah, sampai terjadi kanker esofagus.
Beberapa faktor risiko yang memang dapat meningkatkan risiko terjadinyaGERDadalah obesitas, hernia hiatal, kehamilan, pengosongan lambung yang terlambat dan skleroderma. Kekambuhannya dapat dipicu oleh beberapa aktivitas seperti merokok, mengkonsumsi makanan dalam porsi besar, makan di waktu yang terlalu larut, mengkonsumsi makanan yang berlemak, mengkonsumsi minuman atau makanan berkafein, serta mengkonsumsi obat tertentu seperti aspirin.
Jika penangananGERDyang tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi peradangan pada dinding dalam kerongkongan atau esofagus. Peradangan tersebut dapat menyebabkan munculnya luka hingga jaringan parut di kerongkongan sehingga penderita menjadi sulit menelan.
"Kondisi ini juga memicu terjadinya Esofagitis, Striktur Esofagus, dan Barrett's Esophagus yaitu penyakit yang berisiko menimbulkan kanker esofagus.GERDdapat menyebabkan kematian apabila sudah terjadi perubahan striktur esophagus dan bertransformasi menjadi kanker esophagus," lanjutnya.
Anda mungkin tertarik:
Ari mengatakan, bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) diketahui sebagai penyebab utama tukak atau luka di lambung. Bakteri ini terdapat di mukosa lambung dan juga banyak ditemukan pada permukaan epitel di antrum lambung.
Ketika H. pylori berada dalam suasana asam di lambung, kemudian terjadi penetrasi terhadap mukosa lambung, dan pada akhirnya berkolonisasi di lambung. Banyak perhatian terfokus pada kemungkinan hubungan antara infeksi H.pylori danGERDdalam beberapa manifestasinya berupa Esofagitis dan Barret's esophagus.
Selain itu, H.pylori juga sering menyebabkan gastritis atau radang lambung. Jadi, harus diwaspadai untuk penderita gastritis kronis atau yang sudah lama, apakah ada infeksi H.pylori dan sebaiknya melakukan pemeriksaan. H. pylori juga sudah diketahui dapat menyebabkan kanker lambung
PenangananGERDdilakukan dengan mencegah terjadinya kekambuhan dengan menghindari risiko dan peminci tersebut. Dokter akan menyarankan penderita mengubah gaya hidup untuk mencegah kekambuhan, menurunkan berat badan ke level ideal, berhenti merokok, tidak berbaring segera setelah makan, makan dengan perlahan, serta tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat pada area pinggang.
Selanjutnya dokter akan akan melakukan pemeriksaan lain seperti endoskopi saluran cerna untuk mendeteksi adanya perlukaan pada dinding dalam esofagus bagian bawah, adanya penyempitan, lesi pra kanker atau kanker, dan adanya hiatal hernia. Pemeriksaan lanjutan jika dibutuhkan berupa pemeriksaan pHmetri impedans dan manometri. Atau pemeriksaan radiologi sesuai indikasi.
"Dari pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, dokter akan menarik kesimpulan apakah telah terjadi iritasi dan peradangan pada esophagus yang merupakan penanda utama dari Gerd," jelasnya.
Ia memaparkan, bahwaGERDdapat disembuhkan. Setelah sembuh yang penting bagaimana pasien tersebut dapat melakukan perubahan gaya hidup, menghindari faktor risiko dan pencetus terjadinya kekambuhan nya."
Untuk meredakan gejala GERD, dokter akan meresepkan beberapa pilihan obat seperti antasida untuk menetralkan asam lambung dan produksi asam lambung ditekan dengan pemberian obat golongan antagonis H2 reseptor atau penghambat pompa proton (PPI).
Saat kambuh dokter tidak melarang penggunaan obat mag yang tersedia di warung untuk meredakan sakit. "Fungsinya bukan menyembuhkan tapi meredakan sakit dengan menurunkan tingkat keasaman lambung," ujar dia.
Ari menjelaskan, pada kondisi tertentu di manaGERDtidak dapat dikendalikan dengan obat-obatan, dokter akan merekomendasikan untuk dilakukan pembedahan. Sedangkan untuk gastritis dan tukak lambung yang disebabkan oleh H. pylori, pengobatannya yaitu dengan eradikasi atau membunuh kuman tersebut dengan Menggunakan kombinasi antara antibiotik dan penekan asam lambung