Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Antisipasi Serangan Jantung, Edukasi Perempuan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Sebelum Anda Pergike Dokter Jantung

Penulis : dr Vito Anggarino Damay

Penerbit : Andi

Cetakan : September, 2018

Tebal : xxii + 266 halaman

ISBN : 978-979-29-7033-3

Penyakit jantung diklaim penyakit laki-laki. Terlebih munculnya serangan angina pectoris (nyeri dada jantung koroner), sleep apnea (henti napas saat tidur), dan brugada syndrome (gangguan irama jantung/ aritmia). Edukasi kesehatan perempuan relatif fokus terhadap kanker serviks dan kanker payudara. Temuan World Heart Federation mengungkap, di negara berkembang seperti Indonesia, perempuan cenderung sering menderita penyakit jantung dan meninggal dibandingkan di negara maju.

Tahun 2016 sekitar 31 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit (serangan) jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Ada 17,9 juta jiwa per tahun. Mirisnya, lebih 75 persen kematian menimpa penduduk negara ekonomi lemah dan menengah.

Beberapa hari lalu, Jakatan (58), Kadis Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, meninggal karena serangan jantung saat rapat DPRD. Agustus 2016, Mike Mohede (32), penyanyi Indonesian Idol, meninggal akibat serangan jantung. Pengujung 2016, aktris pemeran Princess Leia dalam film Star Wars, Carrie Fisher, meninggal karena serangan jantung. Basuki, awak Srimulat, meninggal karena serangan jantung mendadak saat bermain sepak bola.

Buku dr Vito Anggarino Damay (host "Ayo Hidup Sehat" di stasiun tv swasta) ini dengan penuh humilitas menawari ancang-ancang terhadap gejala penyakit dan serangan jantung. Lebih dari sejuta orang terkena serangan jantung setiap tahun di Amerika Serikat. Penyakit jantung penyebab kematian nomor satu, kata kardiolog masyhur, Edward K Chung.

Kematian Carrie Fisher, aktris selebritas Hollywood, memantik data dr Vito, penyebab kematian nomor satu pada perempuan adalah jantung. Jadi, bukan kanker serviks ataupun kanker payudara (hlm 36). WHO merilis penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada perempuan. Jumlah korban mencapai delapan juta jiwa per tahun. Ini melebihi jumlah perempuan meninggal akibat kanker, TBC, dan HIV/AIDS meskipun ditotal.

Sebenarnya perempuan diuntungkan secara alami karena memproduksi hormon estrogen sebelum menopause. Kadar kolesterol- baik (HDL) akan relatif tinggi dari laki-laki terutama saat usia produktif. Argumen inilah yang mengilmiahkan penyakit jantung koroner sangat jarang menyerang perempuan usia muda yang masih menstruasi.

Seiring laju usia, perempuan sulit menjaga berat badan ideal, terlebih mengendalikan kadar kolesteroljahat dalam darah (LDL). Kabar baiknya, penyakit jantung dan pembuluh darah dapat dicegah. Kendalikan penyakit kencing manis, darah tinggi, dan kolesterol yang memicu penyakit jantung koroner.

Fatalnya, perempuan yang terkena serangan jantung di usia muda akan lebih gawat dari pria sepantaran. Ada peluang matematis, serangan jantung sangat mungkin pada usia muda, di bawah 45 tahun untuk laki-laki atau di bawah 55 tahun untuk perempuan (hlm 40).

American Heart Association merekomendasikan, setiap orang yang sudah berusia 20 tahun dan sehat, seyogianya memeriksakan kadar kolesterol dan faktor risiko penyakit jantung/ strok setiap 4 atau 6 tahun (hlm 170). Ini preventif karena akan muncul serangan jantung lainnya yang menyebabkan kematian mendadak. Sayangnya, ini sering dianggap hoaks serangan jantung. Padahal seseorang yang terlihat waras, bugar, sehat, dan rajin berolahraga meninggal karena bukan akibat jantung koroner, tetapi gangguan irama jantung (brugada syndrome).

RS Jantung Harapan Kita pernah merilis data, ada 0,3-0,5 persen penduduk ASEAN menderita gangguan irama jantung atau aritmia tipe 1 dan 2,23 persen untuk tipe 2. Di Indonesia belum ada data dan riset khusus. Aritmia ini cenderung mengancam laki-laki, dengan 8-10 kali lipat dibanding perempuan. Penyakit ini terkait hormon testoteron laki-laki dan karena genetik atau ciri bawaan sejak lahir.

Diresensi Yustina Windarni, Alumna Politeknik API Yogyakarta

Komentar

Komentar
()

Top