
Angka Stunting Kabupaten Bekasi Turun Hampir Empat Persen Tahun 2022
Rapat Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten Bekasi tahun 2023
Foto: Dok. Pemkab BekasiPemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi terus berusaha menekan angka prevalensi stunting. Angka kasus stunting di Kabupaten Bekasi ditargetkan terus menurun hingga mencapai angka terendah. Penurunan kasus tersebut seiring dengan upaya penanganan dan pencegahan yang dilakukan.
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, target menekan angka prevalensi stunting di Indonesia sesuai dengan perintah Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi). Adapun seluruh kepala di Indonesia diperintahkan menekan angka prevalensi stunting maksimal 14 persen di tahun 2024.
"Alhamdulillah, angka stunting di Kabupaten Bekasi dari tahun 2021 ke 2022 turun 3,7 persen dari 21 persen turun ke 17 persen," kata Dani Ramdan usai Rapat Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten Bekasi tahun 2023 di Aula KH. Noer Alie, Kantor Bupati Bekasi, Kecamatan Cikarang Pusat, dikutip dari laman resmi Pemkab Bekasi, Jumat (24/2).
"Jadi kita masih ada target 3 persen, untuk bisa turun ke 14 persen tahun depan," lanjutnya.
Dani mengatakan, upaya pemerintah daerah terhadap pencegahan stunting, yakni bekerjasama dan berbagi tugas dengan semua pihak, terutama Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (BPPKB), Puskesmas dan Kantor Urusan Agama (KUA).
"Pencegahan sendiri banyak di KUA karena semua yang akan nikah ke KUA. Nanti, di sana akan menerima penyuluhan Pra Nikah. Di mana, pada penyuluhan pernikahan itu, kita meminta pada KUA bekerjasama dengan Puskesmas untuk mengecek apakah calon pengantin perempuannya anemia atau tidak. Karena salah satu penyebab stunting itu kalau ibu hamil mengalami anemia atau kurang darah," ucapnya.
Seperti diketahui, Stunting, atau yang dikenal juga sebagai pertumbuhan terhambat, merupakan masalah kesehatan yang serius di banyak negara, termasuk di Indonesia. Stunting terjadi ketika anak tidak mencapai tinggi badan yang seharusnya sesuai usianya. Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam waktu yang lama, biasanya dimulai sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Stunting dapat mempengaruhi kualitas hidup anak dan masa depannya. Anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap penyakit, kurang mampu secara intelektual, dan cenderung memiliki produktivitas rendah di masa dewasa. Oleh karena itu, stunting merupakan masalah kesehatan dan pembangunan yang perlu segera ditangani.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 RI-Jepang Perluas Kerja Sama di Bidang “Startup” dan EBT
- 2 Soal Penutupan TPA Open Dumping, Menteri LH: Ada Tahapan Sebelum Ditutup Total
- 3 Jadwal Liga 1 Indonesia Pekan ke-26: Jamu Persik, Persib Berpeluang Jaga Jarak dari Dewa United
- 4 Rekrutmen Taruna TNI 2025 Sudah Dibuka, Ini Link Pendaftaran dan Syaratnya
- 5 Pemerintah Kota Banjarmasin-Kemenkum Perkuat Sinergi Layanan Kekayaan Intelektual
Berita Terkini
-
Ini Baru Langkah Asketis, 38 Biksu Bakal Jalan Kaki Lagi ke Borobudur
-
Dirut IAS Paparan Peluang Bisnis dan Inovasi Terbaru di Industri Aviasi
-
Paripurna DPR Setujui Bentuk Pansus RUU Pengelolaan Ruang Udara, Ini Daftar Keanggotaannya
-
China Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5% di Tahun 2025, Meski di Tengah Perang Dagang.
-
Waspadai Infeksi Kulit pada Masa Banjir