Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Angin dan Matahari akan Mengisi Lebih dari Sepertiga Kebutuhan Energi Global pada 2030

Foto : Istimewa

Pembangkit listrik fotovoltaik hibrida angin-surya di Zaozhuang, Provinsi Shandong, Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

Menurut siaran pers tersebut, penelitian dari Systems Change Lab, menyebutkan, delapan negara telah membangun kapasitas pembangkit tenaga surya dan angin lebih cepat dari yang diperlukan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

Laporan RMI menunjukkan bahwa tenaga surya dan angin diprediksi menghasilkan 12.000 hingga 14.000 terawatt jam daya pada 2030, yang merupakan tiga hingga empat kali kapasitas tingkat 2022. Eropa dan Tiongkok adalah pemimpin saat ini dalam penerapan teknologi energi bersih.

Pada saat yang sama, pada 2030 permintaan listrik bahan bakar fosil akan turun dengan cepat hingga 30 persen di bawah puncaknya pada tahun 2022,m.

"Meskipun ada pengurangan 5 persen dalam biaya proyek berbahan bakar fosil selama enam bulan terakhir, angin darat dan PV tetap menjadi teknologi bangunan baru termurah untuk menghasilkan listrik di negara-negara yang mencakup 82 persen pembangkit listrik global," bunyi siaran pers dari Bloomberg New Energy Finance .

Laporan RMI menambahkan, dengan mengatakan, ketika skala ekonomi dibangun dan lebih banyak proyek tenaga surya sedang berlangsung, energi matahari, yang saat ini merupakan pilihan produksi listrik paling murah, akan menjadi lebih murah, turun dari biaya saat ini sebesar 40 dolar AS per megawatt jam ( MWh) hingga serendah 20 dolar AS per MWh.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top