Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 01 Des 2018, 05:00 WIB

Andika Perkasa

Foto: Koran Jakarta/Wahyu AP

Pelantikan Letjen TNI Andika Perkasa dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/11) lalu, berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 97/TNI/Tahun 2018. Tidak hanya melantik, Presiden juga menaikkan pangkat Letjen Andika satu tingkat lebih tinggi menjadi Jenderal TNI lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 98/TNI/Tahun 2018.

Presiden Joko Widodo mengatakan pemilihan Jenderal Andika sebagai KSAD karena pertimbangan rekam jejaknya yang dinilai sudah banyak di lingkungan TNI Angkatan Darat. Memang, rekam jejak pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 1964, ini sangat cemerlang. Sejumlah posisi strategis pernah dia duduki, seperti Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres), Panglima Komando Daerah (Pangdam) XII/Tanjungpura, dan Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan TNI AD.

Sebelum dilantik menjadi KSAD ke-32, alumni Akademi Militer (Akmil) Tahun 1987 ini juga menduduki posisi strategis sebagai Pangkostrad. Saat itu, Andika menggantikan Letjen Agus Kriswanto.

Pendidikan Jenderal Andika cukup lengkap. Jenderal Andika pernah mengeyam pendidikan di The Military College of Vermont, Norwich University, (Northfield, Vermont, Amerika Serikat/AS), National War College, National Defense University (Washington DC, AS), Harvard University (Massachusetts, AS), dan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University (Washington DC, AS).

Pada Kamis (29/11), di lapangan Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) dilaksanakan upacara serah terima jabatan (Sertijab) KSAD. Dilanjutkan dengan prosesi acara lepas sambut serta acara tradisi pelepasan dan penerimaan KSAD lama dan KSAD baru di Gedung Utama Mabesad.

Jenderal Andika memegang jabatan KSAD pada tahun politik. Tahun 2019 adalah tahun yang sangat krusial. Krusial dalam konteks kepemimpinan nasional. Untuk itu, para prajurit TNI AD hendaknya tidak memihak pada kontestan mana pun.

Netralitas TNI menjadi formulasi terbaik. Posisi TNI dalam kontestasi pemilihan umum harus netral agar pesta demokrasi dapat berjalan dengan jujur, adil, dan berkualitas. Sebagai orang nomer satu di TNI Angkatan Darat, Jenderal Andika mesti segera melakukan konsolidasi internal, baik struktural maupun kultural, termasuk kepada para senior dan purnawirawan TNI AD.

Pada 2019 juga akan memasuki penahapan pembangunan Rencana Strategis (Renstra) tahun 2020- 2024. Jenderal Andika diharapkan dapat menyusun Renstra TNI Angkatan Darat, tahun 2020-2024 secara komprehensif, dengan memperhatikan program prioritas Panglima TNI, khususnya tentang pembangunan TNI Angkatan Darat.

Saat memberikan kesan dan pesan dalam acara lepas sambut KSAD, Jenderal TNI Mulyono dengan penuh bangga mengungkapkan kepercayaannya kepada Jenderal Andika Perkasa mampu menjalankan tugasnya sebagai KSAD dengan sukses.

Di hadapan para peserta upacara dan pimpinan TNI AD lain, Jenderal TNI Mulyono menyampaikan pergantian kepemimpinan merupakan suatu keniscayaan dalam sebuah organisasi, seperti TNI AD, yang senantiasa harus mengikuti dan menghadapi perkembangan lingkungan strategis yang sangat dinamis, kompleks, dan sulit diprediksi.

Pergantian pejabat merupakan bagian dari mekanisme pembinaan personel dan implementasi proses regenerasi guna menjaga kesinambungan kepemimpinan. Ini akan mendorong semangat pembaruan dan penyegaran pola pikir, sebagai upaya peningkatan kinerja sebuah instansi dan organisasi.

Untuk mengetahui apa saja yang akan dilakukan orang nomor satu di TNI Angkatan Darat ke depan, wartawan Koran Jakarta, Muhammad Umar Fadloli, berkesempatan mewawancarai KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, seusai acara pelantikan, di Istana Negara Jakarta, beberapa waktu lalu. Berikut petikan selengkapnya.

Apa yang akan dilakukan pertama kali saat Anda memimpin TNI Angkatan Darat?

Ya, saya pasti harus orientasi. Saya sudah berada di TNI Angkatan Darat, tapi juga kan masalah di level yang sekarang ini akan lebih banyak di pembinaan policy. Itu yang harus saya lihat dulu karena kami juga tiba-tiba ini, enggak tahu. Kemarin saja, saya belum tahu.

Jadi, saya akan orientasi dulu, mempelajari lebih dahulu. Setelah itu mungkin pelan-pelan baru kami lihat, apakah ada yang perlu diubah. Yang jelas, banyak yang harus saya lanjutkan dari kepemimpinan Jenderal Mulyono (KSAD sebelumnya). Bagus (programnya).

Apakah ada tugas pertama dari Presiden Joko Widodo yang diberikan kepada Anda?

Ya, Presiden Joko Widodo memberikan kepercayaan kepada saya. Secara otomatis, kemudian saya menerjemahkan bahwa tugas ini harus saya jaga kepercayaan dari Presiden Joko Widodo yang telah memberikan kesempatan. Itu saja.

Anda dilantik di tahun politik, apa yang akan dilakukan dalam rangka menjaga negara agar tetap stabil?

Itu memang perintah Presiden Joko Widodo sendiri beberapa bulan yang lalu bukan kepada saya saja ya, tapi kepada seluruh prajurit pada waktu itu. Kita harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat.

Jadi, para prajurit TNI Angkatan Darat harus netral dan itu harus kita tunjukkan, enggak usah kita ngomong, tapi nanti praktiknya tahu-tahu enggak. Jadi, itu yang harus saya lakukan dan saya yakin prajurit TNI Angkatan Darat juga memahami kewajiban itu.

Bagaimana cara Anda untuk menjamin netralitas TNI AD di tahun politik pada 2019?

ltu yang jelas, saya kan selama ini pada level jabatan di bawah jabatan sekarang saya. Saya sudah berusaha untuk menerapkan tapi untuk skop yang lebih besar ini tidak secara otomatis saya tahu. Saya pasti akan mempelajari dulu tugas-tugas saya. Namun, netralitas memang harus karena itu harapan semua masyarakat Indonesia. Gitu kan.

Anda sudah dilantik menjadi KSAD. Bagaimana untuk menjaga stabilitas di internal TNI AD karena masih banyak senior yang harus Anda pimpin?

Saya menyadari itu. Banyak senior saya yang masih berada di struktur TNI Angkatan Darat. Saya pasti akan menjalin komunikasi seperti yang selama ini sudah kami lakukan. Bagi saya, hal itu terpenting karena tanpa dukungan senior-senior juga enggak mungkin saya bisa berjalan sesuai arah yang mungkin mereka harapkan.

Karier Anda sudah terprediksi untuk menempati posisi KSAD, bagaimana tanggapan Anda?

Ya, orang kalau mau ngomong apa saja, ya wis monggo (silakan saja). Saya kan enggak bisa berkomentar dan enggak perlu ya. Semuanya kan beliau (Presiden Joko Widodo) yang memutuskan. Saya tidak tahu apa yang ada di dalam penilaian beliau ya. Yang penting dari dulu, ya saya gini-gini aja.

Ada juga yang bilang terpilihnya menjadi KSAD karena peran mertua Anda, Pak Hendropriyono?

Ya itu tadi monggo (silakan) mau ngomong (bicara) apa juga, saya kondisinya begini. Keadaan saya begini dan dari dulu juga begini Mas. Enggak ada yang saya komentari lagi, terserah.

Apakah Anda sempat mendekati ke pimpinan partai politik sebelum terpilih menjadi KSAD?

Enggaklah. Enggak. Kalau itu kan saya juga enggak pernah ke mana-mana.

Apakah Anda masih rutin Ngegym?

Enggak.

N-3

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.