Ambisi Merkel
Kanselir Jerman Angela Merkel sedang menghadapi krisis politik terbesar dalam kariernya. Upaya untuk memimpin Jerman keempat kalinya berturut-turut menemui jalan terjal. Sejak memenangkan pemilu 24 September lalu, hingga kini Merkel gagal menjalin koalisi dan belum berhasil membentuk pemerintahan baru.
Kegagalan perundingan pembentukan pemerintahan koalisi ini belum pernah terjadi sebelumnya di dalam sejarah Jerman pascaperang. Bagi dunia, kegagalan Merkel ini sama mengejutkannya dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat atau hasil referendum Inggris yang keluar dari UE. Inilah momen ketika reputasi negara yang dibangun bertahun-tahun, tercampakkan.
Kegagalan membentuk pemerintahan membuka peluang digelarnya pemilu baru. Tetapi peluang Merkel, yang menjadi ikon nilai demokrasi barat itu, masih terbuka menjadi kanselir berikutnya. Kegagalannya ini bisa menggoyang politik dalam negeri negara yang menjadi jangkar stabilitas ekonomi dan politik Eropa tersebut.
Merkel, yang berasal dari Partai Demokrat Kristen atau Christian Democratic Union (CDU) gagal berkompromi dengan Green dan Free Democratic Party (FPD). FPD dikenal sebagai partai probisnis. Sedangkan Green memiliki agenda pembangunan berbasis lingkungan.
Krisis politik di Jerman ini mulai terjadi sekitar tujuh pekan lalu saat partai sayap kanan, Alternative for Germany atau AfD berhasil masuk parlemen. Politik Jerman, yang biasanya stabil dan jauh dari perdebatan panjang, berubah dengan kehadiran AfD, yang memiliki agenda nasionalisme menonjol dibanding partai-partai lain.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya