Aliansi AS-Korsel Mempersulit Denuklirisasi
Kendaraan pembawa misil balistik Hyunmoo-5 melintas saat Korsel menggelar parade militer di Seongnam pada Selasa (1/10) lalu. Misil balistik Korsel ini dilaporkan sanggup membawa hulu ledak seberat delapan ton.
Kementerian Luar Negeri Russia mengklaim bahwa Korsel dan AS telah lama menyusun rencana untuk bersama-sama menggunakan potensi strategis AS melawan Korut, dan bersama dengan Jepang, berupaya memperkuat aliansi segitiga dengan fungsi serupa dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Permainan nuklir antara Korsel, AS, dan Jepang, dimulai jauh sebelum Russia dan Korut menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif pada Juni lalu," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Russia.
Kementerian Luar Negeri Russia juga mengklaim bahwa AS berada di balik pernyataan Korsel yang menargetkan Russia, dan menjadikannya sebagai upaya pembenaran penguatan persiapan militer termasuk kekuatan nuklir, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kementerian itu pun menekankan, permintaan Korsel kepada Russia terkait situasi di semenanjung telah melampaui batas komunikasi diplomatik.
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya