Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Algoritma AI dapat Memprediksi Penyakit Jantung dengan Melihat Mata

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Meskipun gagasan melihat mata Anda untuk menilai kesehatan jantung Anda terdengar tidak biasa, itu diambil dari badan penelitian yang sudah mapan. Dinding interior belakang mata (fundus) penuh dengan pembuluh darah yang mencerminkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan mempelajari penampilan mereka dengan kamera dan mikroskop, dokter dapat menyimpulkan hal-hal seperti tekanan darah seseorang, usia, dan apakah mereka merokok atau tidak, yang semuanya merupakan prediktor penting kesehatan kardiovaskular.

Ketika disajikan dengan gambar retina dari dua pasien, salah satunya menderita penyakit kardiovaskular dalam lima tahun berikutnya, dan salah satunya tidak, algoritme Google mampu membedakan mana yang 70 persen dari waktu. Ini hanya sedikit lebih buruk daripada metode SCORE yang umum digunakan untuk memprediksi risiko kardiovaskular, yang memerlukan tes darah dan membuat prediksi yang benar dalam tes yang sama sebanyak 72 persen.

Alun Hughes, profesor Fisiologi Kardiovaskular dan Farmakologi di UCL London, mengatakan pendekatan Google terdengar kredibel karena "sejarah panjang melihat retina untuk memprediksi risiko kardiovaskular." Dia menambahkan bahwa kecerdasan buatan memiliki potensi untuk mempercepat bentuk analisis medis yang ada, tetapi memperingatkan bahwa algoritma tersebut perlu diuji lebih lanjut sebelum dapat dipercaya.

Bagi Google, karya tersebut mewakili lebih dari sekadar metode baru dalam menilai risiko kardiovaskular. Ini menunjukkan jalan menuju paradigma baru bertenaga AI untuk penemuan ilmiah. Sementara sebagian besar algoritme medis dibuat untuk meniru alat diagnostik yang ada (seperti mengidentifikasi kanker kulit , misalnya), algoritme ini menemukan cara baru untuk menganalisis data medis yang ada. Dengan data yang cukup, diharapkan kecerdasan buatan kemudian dapat menciptakan wawasan medis yang sama sekali baru tanpa arahan manusia. Ini mungkin bagian dari alasan Google membuat inisiatif seperti studi Project Baseline , yang mengumpulkan catatan medis lengkap dari 10.000 orang selama empat tahun.

Untuk saat ini, gagasan tentang seorang dokter AI yang membuat diagnosis baru tanpa pengawasan manusia adalah prospek yang jauh - kemungkinan besar beberapa dekade, bukan bertahun-tahun, di masa depan. Tetapi penelitian Google menunjukkan bahwa ide tersebut tidak sepenuhnya dibuat-buat. arn


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Aris N

Komentar

Komentar
()

Top