Akibat Dollar AS Tertekan

JAKARTA - Kinerja rupiah diperkirakan masih bergerak di area positif, hari ini (24/6), seiring potensi kelanjutan depresiasi dollar AS. Kondisi tersebut dipengaruhi para pelaku pasar keuangan di Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan sejumlah data baru ekonomi dalam negeri.

Dari dalam negeri, pernyataan Bank Indonesia (BI) mengenai terbukanya peluang penurunan suku bunga acuan ke depan sehingga memancing sentimen positif pelaku pasar keuangan.

Seperti diketahui, kurs AS melemah terhadap mata uang utama saingannya pada akhir perdagangan Jumat (21/6) waktu New York, AS atau Sabtu(22/6) pagi WIB karena para pelaku pasar mempertimbangkan sejumlah data baru ekonomi negara itu yang suram.

"Indeks Pembelian Manajer (PMI) sektor manufaktur AS dari IHS Markit Flash yang disesuaikan secara musiman tercatat 50,1 pada Juni, turun dari 50,5 pada Mei lalu," menurut laporan dari penyedia informasi Inggris, IHS Markit, Jumat pekan lalu.

Sementara itu, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (22/6) sore, menguat pasca BI menyebutkan suku bunga berpeluang turun. Rupiah menguat 28 poin atau 0,19 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.155 rupiah per dollar AS.

Ant/E-10