Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
MakerFest 2018

Ajang Unjuk Potensi Produk Dalam Negeri

Foto : koran jakarta/imantoko
A   A   A   Pengaturan Font

Sudah saatnya produk lokal merajai sekaligus mendominasi pasar dalam negeri. Maka sudah layak jika produk dalam negeri menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Di era baru ini beberapa brand lokal tampak kian menarik dilihat. Hal ini setidaknya bisa terlihat di ajang Makerfest 2018 yang diinisiasi oleh Tokopedia bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ), Kementerian Perindustrian (Kemperin), Kementerian Perdagangan (Kemdag), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), minggu kemarin.

Dalam gelaran yang digelar di Parkir Selatan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, terhampar luas produk dalam negeri berkualitas. Para pengunjung pun dengan wajah sumringah tampak sibuk mengamati satu persatu produk asli dalam negeri, yang jika dihitung tak kurang dari 102 UMKM yang terlibat dalam Makerfest 2018 ini.

Berkumpulnya para produsen produk lokal dihadapan masyarakat, sebenarnya bukan sekedar pameran, melainkan juga mengemban misi sebagai 'Gerakan Bangga Kreasi Lokal'. CEO Tokopedia sekaligus Chairman of MakerFest 2018 William Tanuwijaya, menjelaskan gerakan yang menjadi salah satu kegiatan dari puncak acara MakerFest Indonesia 2018 yang digelar sejak 15-16 Desember 2018.

"Gerakan ini menandai komitmen agar semakin banyak lahir brand masa depan Indonesia," kata Wiliam saat melakukan deklarasi Bangga Kreasi Lokal, di Senayan.

Kemudian langkah ini diambil juga untuk mencari, mengedukasi, menginspirasi, dan memberikan panggung offline dan online bagi para kreator lokal untuk mengembangkan ide usaha kreatif mereka, hingga bisa menjadi brand masa depan Indonesia yang mendunia.

Langkah konkritnya, jauh sebelum perayaan puncak Makerfest 2018, Tokopedia telah digelar roadshow di delapan kota, yakni Medan, Padang, Jakarta, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Bandung, dan Denpasar, kemudian berhasil menyaring sekitar 1.500 pendaftar, dan pada awal Desember kemarin mengerucut menjadi 24 finalis.

Pemenang pertama dalam kompetisi ini diraih oleh OMO! Healthy Snack yang menjalankan usaha produk makanan bayi dan balita. Juara kedua diraih Kandura Studio dengan produk pecah-belahnya yang mendapat sentuhan grafis unik, sementara juara ketiga diraih The Able Art yang memiliki misi sosial dengan membuat produk merchandising dari karya lukis kelompok difabel.

Selain mendapat pengalaman dan juga ilmu tentunya, karena 24 finalis memperoleh sesi pendalaman bisnis dari Excellence Asia sebagai lembaga konsultan bisnis independen, pemenang kompetisi bisnis ini juga mendapat sokongan modal bisnis sebesar Rp 1 miliar, serta juara kedua dan ketiga masing-masing mendapatkan Rp 300 juta dan Rp 200 juta. Stella Elvina, Pendiri OMO! Healthy Snack mengaku senang atas pencapaian ini, ia menjelaskan modal usaha ini akan digunakan untuk untuk penelitian dan pengembangan produk.

Produknya ini cukup diperhitungkan karena menjawab kebutuhan para orang tua terhadap asupan sehat bagi anak-anak. Yang menarik dari pengembangan bisnis makanan bayi ini, ialah adanya kerja sama dengan ahli gizi.

"Produk jajanan bayi di pasaran kualitas dan nilai gizinya tidak diketahui secara pasti. Itu sebabnya saya memutuskan untuk membuat camilan bayi sendiri, yang awalnya ternyata disukai oleh anak-anaknya. Ibu-ibu lain ternyata juga mulai penasaran dan mencobanya. Saya memberikan produk yang terbaik bagi anak-anak, tanpa MSG, garam, pengawet, gula. Itu yang menjaga kesehatan mereka," ungkapnya. ima/R-1

Butuh Keberpihakan

Yang menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh produk-produk lokal dalam negeri ialah keberpihakan. Tak dipungkiri masyarakat secara umum kerap kali melihat merek luar negeri sebagai produk paling berkualitas. Bahkan tak jarang konsumen memandang sebelah mata produk dalam negeri.

William menegaskan keberpihakan sekaligus semangat 'kelokalan' ini harus diterapkan, pada kesempatan itu ia juga menginisiasi sebuah gerakan baru yang diberi nama 'Jumat Lokal Bareng'. "Kalau setiap hari Jumat biasanya ada Gerakan Jumat Batik. Mulai Minggu depan, Tokopedia akan mulai mengajak anak-anak kantor melakukan gerakan yang kita sebut Jumat Lokal Bareng," kata William.

Gerakan ini dimulai melalui kantornya sendiri. Dia berharap gerakan Jumat Lokal Bareng bisa dicontoh di kantor lain di Indonesia. "Kalau bisa seluruh kantor di seluruh Indonesia bisa mengikuti gerakan ini sehingga kita bisa benar-benar lokal banget, keren banget," ujar William.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada kesempatan itu menyambut baik langkah Tokopedia yang mulai menggalakkan semangat menggunakan produk karya anak bangsa. "Pakai produk lokal itu keren, kalau bukan kita siapa lagi yang mau pakai, dan Tokopedia sudah memulai setiap Jumat pakai produk local. Dan pemerintah yang hadir di sini, maupun yang tidak hadir pasti mendukung gerakan ini, karena ini perintah Presiden, pakai produk lokal bangga dan keren," ucap Enggar. ima/R-1

Tingkatkan Kepercayaan Diri

Sementara itu Kepala Bekraf, Triawan Munaf, mengatakan masalah lain yang dihadapi oleh produk lokal ialah kepercayaan diri. "Kadang harga produk lokal itu terlalu murah, padahal produknya diakui di luar negeri," jelasnya pada kesempatan yang sama.

Triawan melanjutkan jika ditelisik sebenarnya banyak produk lokal yang memiliki kualitas kelas internasional, itu sebabnya dirinya mengimbau agar pelaku tidak minder dan berani kasih harga tinggi terhadap produknya. "Harganya jangan murah jika kualitasnya memang bagus," tuturnya.

Menurut dia, banyak orang sebenarnya bersedia mengeluarkan harga yang sesuai dengan kualitas produknya. Oleh karena itu pengusaha produk lokal bisa bijak saat memasang harga. "Kadang-kadang orang justru membeli kalau harganya sesuai dengan produknya, kualitasnya. Jangan minder kasih harga. Kadang kasih diskon okelah tapi jangan terlalu murah," kata dia.

Kendati demikian, Triawan mengingatkan ada sejumlah konsekuensi yang harus dijalankan apabila pengusaha berani memasang harga tinggi, di antaranya harus menjamin kualitas barang yang dijual.

Selanjutnya untuk menguatkan kualitas, dirinya menegaskan bagi brand lokal yang sudah berjalan, ia mengimbau agar konsisten dalam kualitas pembuatan, serta pengiriman barang yang harus dijaga bagi pelaku usaha. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top