Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ahli Ungkap Nasib Kesehatan Manusia Berada di Tangan Bahan Bakar Fosil

Foto : AP

Ilustrasi bahan bakar fosil.

A   A   A   Pengaturan Font

Walaupun pada pembicaraan iklim Glasgow COP26 PBB, negara-negara berjanji untuk menghapus subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien sebagai bagian dari upaya untuk mengekang emisi gas rumah kaca dan beralih ke sistem energi bersih. Laporan Lancet Countdown menemukan 69 dari 86 negara yang ditelitinya secara efektif mensubsidi bahan bakar fosil, memberikan total 400 miliar dolar AS pada 2019. Angka subsidi bahan bakar fosil bahkan lebih besar dari pengeluaran kesehatan nasional di lima negara, termasuk Iran dan Mesir.

Tak hanya bagi kesehatan, laporan itu juga memperingatkan bahwa ketergantungan bahan bakar fosil juga menyebabkan harga yang bergejolak, rantai pasokan yang lemah, dan konflik seperti yang tercermin sejak invasi Rusia ke Ukraina. Ketergantungan berlebihan yang terus-menerus pada bahan bakar fosil telah mendorong dunia ke dalam krisis biaya hidup dan energi.

Panas yang ekstrim juga menyebabkan orang tidak dapat bekerja, khususnya bagi sektor pertanian di negara-negara miskin yang pada akhirnya memotong pendapatan negara. Lancet Countdown mencatat 470 miliar jam kerja hilang secara global pada tahun 2021.

"Ini adalah peningkatan sekitar 40 persen dari tahun 1990-an dan kami memperkirakan pendapatan terkait dan kerugian ekonomi sekitar 700 miliar dolar AS," katanya.

Sebagai solusi, Romanello mengatakan memotong pembakaran bahan bakar fosil dengan cepat tidak hanya akan mengurangi pemanasan global tetapi juga memberikan manfaat kesehatan langsung, seperti mencegah satu juta atau lebih kematian dini yang disebabkan oleh polusi udara dalam setahun.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top