Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ahli Sebut Terapi Berteriak Tak Memiliki Manfaat Bagi Kesehatan Mental

Foto : Freepik/Cookie_studio

Ilustrasi orang berteriak untuk menghi;angkan penat.

A   A   A   Pengaturan Font

"PST juga bersandar pada, sebagian salah, asumsi bahwa peristiwa kehidupan awal yang traumatis disimpan sebagai kompleks mental dan tubuh, seperti penjara, yang hanya dapat diselesaikan dengan 'penghancuran' saat berteriak," jelas Frühholz, seperti dikutip dari The Guardian.

Frühholz juga menyoroti penggunaan teriakan kemarahan dalam terapi tersebut justru bisa menjadi kontraproduktif. Menurutnya, teriakan positif yang berangkat dari kegembiraan jauh lebih relevan bagi manusia, dan mereka mendorong ikatan sosial sebagai efek positif.

"Kita tahu bahwa ekspresi kemarahan yang konsisten sebagai metode terapi tidak memiliki atau bahkan efek negatif pada hasil terapi," katanya.

Sementara dosen senior psikologi di Birmingham City University, Inggris, Rebecca Semmens-Wheeler, juga meragukan adanya manfaat jangka panjang dari kebiasaan berteriak untuk kesehatan mental, meskipun dia mengatakan hanya sedikit penelitian yang telah dilakukan. Di antara kekhawatirannya, Semmens-Wheeler menilai berteriak atau mendengar orang lain berteriak juga dapat mengaktifkan mekanisme melawan atau lari, dan meningkatkan kadar adrenalin dan kortisol.

"[Itu] kebalikan dari apa yang Anda lakukan dengan hal-hal seperti meditasi atau yoga, yang biasanya mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang dan membantu kita untuk membuat keputusan yang lebih baik," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top