Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Agar Uang Kertas Tak Dimakan Rayap, Bank Indonesia Beri Tips Mudah yang Bisa Dilakukan Semua Orang

Foto : ANTARA/Abdu Faisal

Analis Senior Departemen Pengelolaan Uang BI Deviana Anthony bersama nelayan dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Muara Angke di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak Angke Interaktif, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (17/9).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pihak Bank Indonesia (BI) mengajak warga Nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, memanfaatkan uang kertas lebih produktif agar tidak dimakan rayap.

Analis Senior Departemen Pengelolaan Uang BI Deviana Anthony mengatakan hal itu saat sosialisasi mengenai uang Rupiah baru Tahun 2022 dalam rangkaian acara Jakarta Maritim Fest 2022 di Jakarta Utara, Sabtu (17/9).

"Mari merawat uang kita, simpannya di rumah boleh asalpropermisalnya diputar lagi untuk kegiatan produktif buat modal kerja atau tempat-tempat yang memberikan manfaat lebih buat perekonomian," kataDeviana.

Warga nelayan menanyakan apakah Bank Indonesia mengganti uang rusak dimakan rayapyang disimpan dalam bentuk tunai oleh seorang penjaga sekolah di Solo, Jawa Tengah.

Deviana mengatakan tidak semua uang tersebut bisa diganti. Uang rusak bisa ditukar dengan uang baru jika minimal bentuknya menyisakan dua pertiga bagian dan masih dapat diyakini keasliannya, dari indikator benang pengaman, kelengkapan nomor serinya.

Uang kertas yang rusak di Solo juga telah diganti sebagian dengan uang kertas baru oleh Bank Indonesia.

Dari sekitar Rp50 juta uang tabungan yang rusak, hampir sebagian mencapai Rp20.220.000 dapat diganti dengan uang baru setelah melalui proses rekonstruksi.

Deviana menjelaskan penukaran uang yang tidak memenuhi kriteria perlu diantisipasi oleh Bank Indonesia untuk mencegah penukaran uang asli dengan uang palsu oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Dalam kesempatan itu, warga Muara Angke juga mendapat pelatihan memproduksi produk olahan ikan inovatif yang sesuai standar investor oleh instruktur yang berpengalaman, supaya lebih produktif memanfaatkan uang.

Koordinator CSR PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Hifdzi Mujtahid mengatakan kegiatan itu juga mendorong 52 peserta untuk mempraktikkan ilmu sudah diberikan, yaitu membuat olahan ikan dari Ekkado, nugget, donat, lumpia, dan otak-otak yang berkualitas dengan bungkus yang higienis.

Hifdzi berharap pelatihan tersebut bisa mendorong komunitas-komunitas nelayan dan pelaku UMKM di Muara Angke agar mampu berinovasi untuk menaikkan kelas ikan-ikan yang dihasilkan di pesisir Jakarta Utara di mata konsumen nasional.

Ditambahkan oleh ketua panitia Jakarta Maritim Fest, Noval Abudzarr, kegiatan itu juga bertujuan untuk membangkitkan perekonomian warga pesisir Jakarta pasca pandemi Covid-19.

Salah seorang pelaku usaha di pelelangan ikan Muara Angke Mutmainah mengatakan bahan baku ikan yang digunakan saat pelatihan adalah ikan kurisi atau ikan yang hidupnya di laut paling dasar dan mudah ditangkap nelayan, sehingga harga per satuan ekordi pasar kurang menjual.

"Daging ikan itu biasanya dikumpulkan dalam skala industri yang saya tahu di Surabaya, untuk digiling menjadi surimi. Bentuknya kayak agar-agar begitu," kata Mutmainah.

Melalui diversifikasi produk, setengah kilogram ikan kurisi yang ditangkap nelayan bisa menjadi tiga kemasan produk olahan ikan berharga antara Rp10.000-Rp50.000 perkemasan.

"Jadi lebih tinggi nilai penjualannya," kata Mutmainah.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top