Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Adik Perempuan Kim Jong Un Bantah Korea Utara Ekspor Senjata ke Russia

Foto : AFP/KCNA

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, berbicara pada Rapat Umum Pencegahan Darurat Nasional di Pyongyang 10 Agustus 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, membantah tuduhan bahwa Pyongyang mengirimkan senjata ke Russia, dan menyebut klaim tersebut "tidak masuk akal".

Korea Selatan dan Amerika Serikat berulang kali menuduh Korea Utara memasok senjata ke Moskow, meskipun ada sanksi PBB terhadap kedua negara yang melarang transfer senjata semacam itu.

Para analis juga memperingatkan, peningkatan pengujian dan produksi artileri dan rudal jelajah oleh Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir mungkin merupakan persiapan pengiriman ke Russia untuk digunakan di Ukraina.

Namun Kim Yo Jong mengatakan Pyongyang "tidak berniat mengekspor kemampuan teknis militer kami ke negara mana pun," menurut pernyataan yang disiarkan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Jumat (17/5).

Dia lebih lanjut menuduh Seoul dan Washington "menyesatkan opini publik dengan rumor palsu bahwa sistem senjata yang diproduksi oleh ... (kita) 'untuk diekspor ke Russia'".

"Yang paling mendesak bagi kita bukanlah 'mengiklankan' atau 'mengekspor' sesuatu, tapi menjadikan kesiapan perang dan penangkal perang tentara kita lebih sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya," ujarnya.

Korea Utara yang sebagian besar terisolasi, baru-baru ini memperkuat hubungan militer dengan Moskow, dan Pyongyang berterima kasih kepada Russia bulan lalu karena menggunakan hak veto Dewan Keamanan PBB untuk memblokir pembaruan panel ahli yang memantau sanksi internasional terhadap rezim Kim.

Korea Selatan menegaskan pada bulan Maret bahwa Korea Utara telah mengirimkan sekitar 7.000 kontainer senjata ke Russia untuk perangnya dengan Ukraina, transfer yang diyakini Seoul dimulai sekitar bulan Juli lalu.

Washington dan para ahli mengatakan Pyongyang mencari berbagai bantuan militer dari Russia sebagai imbalannya, seperti teknologi satelit dan peningkatan peralatan militer era Soviet.

Korea Utara pekan lalu mengatakan negaranya akan melengkapi militernya dengan peluncur roket ganda 240 mm baru mulai tahun ini, dan menambahkan bahwa "perubahan signifikan" pada kemampuan tempur artileri tentara sedang berlangsung.

Pada Selasa, pemimpin Kim Jong Un memeriksa sistem senjata rudal taktis baru dan menyerukan "perubahan penting" dalam persiapan perang dengan mencapai target produksi persenjataan.

"Senjata taktis termasuk beberapa peluncur roket dan rudal yang kami tunjukkan baru-baru ini diproduksi untuk melaksanakan satu-satunya misi," kata pernyataan Kim Yo Jong pada Jumat.

"Kami tidak menyembunyikan fakta bahwa senjata semacam itu akan digunakan untuk mencegah Seoul menciptakan pemikiran sia-sia."

Hubungan antar-Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, Pyongyang menyatakan Korea Selatan sebagai "musuh utama".

Mereka telah membuang lembaga-lembaga yang berdedikasi pada reunifikasi dan mengancam perang atas pelanggaran teritorial "bahkan 0,001 mm".


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top