ADB Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menjadi 4,8 Persen
EKSPOR BARANG AKAN MELAMBAT I Aktivitas bongkar muat kontainer berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, belum lama ini. ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat menjadi 4,8 persen pada 2023 karena pertumbuhan akan tertahan oleh melambatnya ekspor barang.
Sementara, ADB juga menetapkan proyeksi inflasi untuk 2023 direvisi turun sedikit menjadi 5,0 persen. "Untuk alasan yang sama- output di bawah potensi penuh, pasokan yang cukup menahan harga pangan, ekspektasi inflasi yang stabil, dan bank sentral telah memulai babak pre-emptive kenaikan suku bunga kebijakan," jelas ADB.
Hadapi Inflasi dan Resesi
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan, perekonomian pada 2023 benar-benar menantang karena dihadapkan pada inflasi dan resesi yang dalam penyelesaiannya saling bertentangan. Dunia akan dihadapkan pada kenaikan tingkat inflasi dan risiko resesi dalam waktu bersamaan pada 2023.
"Tahun depan tantangan ekonomi makro ada dua. Apakah menghadapi inflasi, sehingga harus meningkatkan tingkat suku bunga agar inflasi turun, atau menghadapi resesi yaitu menurunkan tingkat suku bunga sehingga ekonomi bergerak," kata Mahendra dalam webinar bertajuk Sosialisasi dan Edukasi Perlindungan Konsumen, di Jakarta, Senin (19/12).
Otoritas moneter, jelasnya, tidak memungkinkan untuk mengatasi kedua hal tersebut sekaligus, yang mana tugas utamanya hanya mengendalikan tingkat inflasi, bukan menanggulangi pelemahan ekonomi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya