Ada Apa Sampai Amerika Batalkan Rencana Tampung Pengungsi Afghanistan di Korsel dan Jepang
Warga berdemonstrasi di Lafayette Park mendukung warga Afganistan di dekat Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Sabtu (21/8/2021).
Foto: ANTARA/REUTERS/Ken CedenoSeoul - Amerika Serikat memutuskan untuk menolak gagasan menggunakan markas militer terbesar di luar negeri, yakni Korea Selatan dan Jepang, untuk menampung sementara pengungsi dari Afghanistan, menurut keterangan dua sumber terpercaya kepada Reuters.
Pejabat AS menilai ada tempat yang lebih baik dan memutuskan untuk mencoret nama kedua negara tersebut dari daftar karena alasan logistik dan geografis di antara alasan lainnya," kata satu sumber yang menolak menyebutkan namanya lantaran sensitivitas isu tersebut.
Pemerintah Korea Selatan telah merespons secara positif saat AS pertama kali memunculkan ide tersebut, kata narasumber itu.
Hingga saat ini, Departemen Luar Negeri AS belum memberikan tanggapan terkait hal itu.
Korsel juga bekerja sama dengan AS untuk mengevakuasi sebanyak 400 warga Afghanistan yang telah bekerja dengan tentara dan pekerja bantuan Korsel dan membawa mereka ke Seoul, kata sumber tersebut.
Sebagian besar warga Afghanistan adalah tenaga medis, teknisi, penerjemah, dan beberapa di antara mereka telah membantu tentara Korsel yang ditempatkan di sana sejak 2001 hingga 2014 atau juga yang terlibat dalam misi rekonstruksi dari 2010 hingga 2014, termasuk pelatihan medis dan kejuruan.
"Meskipun ada penolakan dari warga kami dalam menerima pengungsi, orang-orang ini telah menolong kami dan itu harus dilakukan demi keprihatinan kemanusiaan dan kepercayaan masyarakat internasional," katanya.
Rencana untuk membawa mereka ke Seoul penuh dengan ketidakpastian karena situasi yang bergejolak di Kabul di mana ribuan orang berebut ke bandara, merasa putus asa untuk melarikan diri sebab Taliban telah mengambil alih ibu kota Afghanistan tersebut pada 15 Agustus 2021.
AS dan sekutunya berlomba untuk menyelesaikan evakuasi seluruh warga asing dan warga Afghanistan yang rentan sebelum tenggat waktu yang disetujui oleh Taliban, yakni 31 Agustus 2021.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 5 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
Berita Terkini
- Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI
- Warga Diminta Waspada, Gunung Ibu di Halmahera Barat Sudah Dua Kali Erupsi
- Meningkat, KCIC Sebut 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Untuk Momen Natal dan Tahun Baru
- Terus Meluas, Otoritas Victoria Keluarkan Perintah Evakuasi Akibat Kebakaran Semak
- Wamenhub Minta KCIC Siapkan Pengoperasian Stasiun Kereta Cepat Karawang