Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Ada Apa Ini Sampai Militer Amerika Minta Maaf Atas Serangan "Drone" di Kabul

Foto : ANTARA/REUTERS/Evelyn Hockstein

Presiden AS Joe Biden menunduk saat memberikan pidato, tentang upaya penarikan berkelanjutan di Afghanistan, dari Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Kamis (8/7/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

Washington - Militer Amerika Serikat, Jumat (17/9), meminta maaf karena serangan pesawat nirawak (drone) yang dilakukannya di Kabul pada Agustus ternyata menewaskan 10 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak.

Militer AS menyebut serangan droneitu merupakan kesalahan yang tragis.

Pentagon --markas besar Departemen Pertahanan AS-- sebelumnya menyebutkan bahwa serangan pada 29 Agustus ditargetkan pada seorang pengebom bunuh diri ISIS, yang menjadi ancaman bagi pasukan negara-negara asing pimpinan AS di bandara saat mereka menyelesaikan tahap terakhir penarikan dari Afghanistan.

Kepala Komando Pusat AS Jenderal Frank McKenzie, mengatakan bahwa saat itu dia yakin serangan dronetersebut berhasil menghadang ancaman yang mengintai pasukan yang berada di bandara.

"Penyelidikan kami sekarang menyimpulkan bahwa serangan itu adalah kesalahan yang tragis," kata McKenzie kepada wartawan.

Dia mengatakan sekarang dirinya beranggapan bahwa orang-orang yang terbunuh itu kemungkinan bukan para anggota cabang ISIS, ISIS-Khorasan, ataupun ancaman bagi pasukan AS.

Pentagon sedang mempertimbangkan untuk memberikan kompensasi,kata McKenzie.

Terbunuhnyawarga sipil, dalam serangan yang dilakukan oleh pesawat nirawakdari luar Afghanistan, menimbulkan pertanyaan tentang masa depan serangan kontraterorisme AS di negara itu.

Pengumpulan informasi intelijen di sana terhenti sejak pasukan AS ditarik dari Afghanistan pada Agustus.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan serangan pesawat tak berawak itu menewaskan seseorang bernama Ahmadi, yang bekerja untuk organisasi nirlabaNutrition and Education International.

"Kami sekarang tahu bahwa tidak ada hubungan antara Ahmadi dan ISIS-Khorasan. Kegiatannya pada hari itu sama sekali tidak berbahaya dan sama sekali tidak terkait dengan ancaman yang kami yakini akan kami hadapi," kata Austin dalam pernyataannya.

"Kami minta maaf, dan kami akan berusaha untuk belajar dari kesalahan mengerikan ini."

Ketika serangan droneitu terjadi di sebuah kawasan perumahan di barat Bandara Internasional Hamid Karzaidi Kabul, laporan segera bermunculan bahwa serangan tersebut menewaskan banyak warga sipil, termasuk anak-anak.

Video yang direkam dari tempat kejadian memperlihatkan puing-puing mobil berserakan di sekitar halaman sebuah gedung.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan pada saat itu bahwa serangan dronemenewaskan tujuh orang, dan Taliban sedang menyelidikinya.

Serangan droneterjadi tiga hari setelah seorang pengebombunuh diri dariISIS menewaskan 13 tentara AS dan puluhan warga sipil Afghanistan yang berkerumun di luar gerbang bandara,

Setelah kejadian bom di bandara itu, militer AS melancarkan serangan pesawat tak berawak di Afghanistan timur yang menewaskan dua anggota ISIS.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top