Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS

Filipina Minta Kompensasi dari RRT

Foto : AFP/Ted ALJIBE

Personel Penjaga Pantai Filipina mengamati kapal Penjaga Pantai Tiongkok di sebuah lokasi di LTS pada 16 Mei lalu. Pada Rabu (19/6) pejabat militer Filipina menyatakan bahwa Manila akan menuntut kompensasi dari Beijing setelah pekan ini kapal Penjaga Pantai Tiongkok menjarah senjata api dan menghancurkan perahu karet Filipina.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Para pejabat militer Filipina pada Rabu (19/6) menyatakan bahwa Penjaga Pantai Tiongkok telah menjarah senjata api dan menghancurkan perahu karet Filipina dalam bentrokan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) pada pekan ini. Hal itu telah mendorong Manila untuk menuntut kompensasi dari Beijing, kata para pejabat militer Filipina.

"Mereka tidak mempunyai hak atau wewenang hukum untuk membajak operasi kami dan menghancurkan kapal-kapal Filipina yang beroperasi di zona ekonomi eksklusif kami," kata panglima militer Filipina, Jenderal Romeo Brawner Jr, dalam jumpa pers.

"Personel Penjaga Pantai Tiongkok pun secara ilegal menaiki dua perahu karet Filipina selama misi pasokan Manila pada tanggal 17 Juni ke pos militernya di Second Thomas Shoal," kata Laksamana Muda Alfonso Torres Jr, kepala Angkatan Bersenjata Komando Barat Filipina. "Mereka kemudian menyita senjata api yang ditemukan di kapal," imbuh dia seraya menambahkan bahwa awak kapal Tiongkok juga dengan sengaja menusuk perahu karet dengan menggunakan pisau dan benda runcing lainnya selama pertikaian tersebut.

Second Thomas Shoal merupakan lokasi dimana terdapat pos yang menempatkan garnisun kecil tentara Filipina pada sebuah kapal perang usang, BRP Sierra Madre, yang sengaja dikandaskan dan kini telah menjadi fokus dari serangkaian konfrontasi baru-baru ini.

Jenderal Brawner mengatakan pada insiden ini adalah pertama kalinya Penjaga Pantai Tiongkok membawa golok, tombak, dan sangkur, sehingga mendorong tentara Filipina untuk melawan dengan tangan kosong.

Militer Filipina mengatakan senjata yang disita itu ditujukan untuk tentara Filipina yang bertugas di BRP Sierra Madre, sedangkan awak kapal yang menaiki kapal diperintahkan untuk tidak memperlihatkan senjata mereka.

"Jadi tindakan kami sekarang adalah menuntut Tiongkok mengembalikan senapan dan peralatan kami, dan kami juga menuntut mereka membayar kerugian yang mereka timbulkan. Ini adalah pembajakan karena mereka menaiki kapal kami secara ilegal dan juga karena mereka telah menyita perlengkapan kami," kata Brawner.

Paling Serius

Rincian pertikaian pada tanggal 17 Juni, salah satu insiden paling serius antara kedua negara di jalur air yang kaya sumber daya dan disengketakan, terungkap ketika Filipina dan negara-negara lain mengecam tindakan terbaru Tiongkok.

Tiongkok membela tindakannya pada Rabu dengan mengatakan bahwa "tidak ada tindakan langsung" yang diambil terhadap personel Filipina.

"Langkah-langkah penegakan hukum yang diambil oleh Penjaga Pantai Tiongkok di lokasi tersebut profesional dan terkendali," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Filipina pada Rabu menyatakan bahwa Tiongkok harus menghindari tindakan yang membahayakan pelaut dan kapal di LTS, seraya menambahkan bahwa perdamaian tidak dapat dicapai jika perkataan Tiongkok tidak sesuai dengan perilakunya di perairan yang disengketakan. AFP/ST/Bloomberg/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top