90 Seniman Lintas Negara Terlibat dalam Program Residensi Pemajuan Kebudayaan
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid (kanan) dan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kemendikbudrsitek, Restu Gunawan (kiri) usai acara pembukaan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024, di Jakarta, Rabu (31/7).
Foto: muhammad marupJAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memfasilitasi 90 seniman lintas negara terlibat dalam program Residensi Pemajuan Kebudayaan tahun 2024. Mereka terdiri dari 30 seniman luar negeri, 30 seniman nasional, dan 30 seniman lokal.
"Kita berhara bukan cuma orang dari luar mempelajari apa yang kita lakukan, tetapi mereka juga berkontribusi terhadap teman-teman yang ada di tingkat lokal, karena yang datang ini teman-teman seniman lintas bidang dari berbagai negara," ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid, dalam acara pembukaan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024, di Jakarta, Rabu (31/7).
Hilmar menerangkan, program residensi juga bagian dari memperkenalkan seni dan tradisi lokal ke tingkat global. Program residensi akan berlangsung selama Bulan Agustus 2024.
Dia menambahkan, terdapat tiga lokasi objek pemajuan kebudayaan yang menjadi tempat residensi. Tiga lokasi tersebut yaitu tari topeng Losari, Cirebon, Jawa Barat; musikalisasi pantun dan tradisi lisan, Pekanbaru, Riau; serta olahraga tradisional Jemparingan, D.I. Yogyakarta.
"Kita ingin melalui program residensi ini memperkenalkan strategi kebudayaan kita, bagaimana kombinasi seni tradisi dengan ekspresi kontemporer, juga bagaimana pelaksanaan pemajuan kebudayaan di daerah, karena kita tahu kondisinya bervariasi," jelasnya.
Hasil Pertunjukan
Hilmar berharap, hubungan antarseniman lokal, nasional, dan internasional yang terjadi selama proses residensi dapat berlangsung produktif. Nantinya akan ada hasil residensi berupa pertunjukan pada September mendatang.
"Kita ingin lihat juga hasil dari seluruh perjalanan ini, harapan saya akan melahirkan bentuk-bentuk baru," katanya.
Dia menuturkan, melalui program residensi ada proses belajar-mengajar yang sifatnya dua arah. Dengan demimian pertukaran budaya yang dihasilkan dapat terus terbuka.
"Mereka datang ke sini bukan untuk belajar mengenai kita saja, dan hasilnya masih sangat terbuka, kita juga sangat excited (tertarik) menunggu, karena sebulan setelah ini (hasil karya residensi) akan ditampilkan di Kota Tua, Jakarta," tuturnya.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kemendikbudrsitek, Restu Gunawan mengungkapkan, Residensi Pemajuan Kebudayaan tahun 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja. Program tersebut diperluas dengan menguatkan pemajuan kebudayaan yang mencakup 10 Objek Pemajuan Kebudayaan.
"Keluaran program ini diharapkan dapat menciptakan bentuk- bentuk kolaborasi pelestarian OPK berupa karya kreasi baru atau bentuk lainnya dari hasil residensi atau pembelajaran intensifnya bersama pelaku budaya," terangnya.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung