Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemanasan Global

65 Negara Akan Alami Penurunan PDB 20 Persen pada 2050

Foto : PAUL ELLIS / AFP

65 NEGARA RENTAN I Pengunjuk rasa melakukan aksi mati zombie saat protes oleh kelompok aktivis Iklim Extinction Rebellion di George Sqaure, Glasgow, beberapa waktu lalu. Sebuah laporan yang dirilis, Senin (8/11), pada KTT Iklim COP26, di Glasgow, mengatakan 65 negara paling rentan diperkirakan akan mengalami penurunan PDB rata-rata 20 persen pada 2050 dan 64 persen pada 2100.

A   A   A   Pengaturan Font

GLASGOW - Sebuah laporan yang dirilis, Senin (8/11), pada KTT Iklim COP26, di Glasgow, mengatakan 65 negara paling rentan diperkirakan akan mengalami penurunan PDB rata-rata 20 persen pada 2050 dan 64 persen pada tahun 2100, jika dunia memanas 2,9 derajat Celsius.

Studi yang ditugaskan Christian Aid itu juga menyebutkan jika kenaikan suhu global dibatasi pada 1,5 Celsius, sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris yang paling ambisius, negara-negara yang sama akan menerima pukulan PDB sebesar 13 persen pada tahun 2050 dan 33 persen pada akhir abad ini. Sampai saat ini, suhu rata-rata permukaan bumi telah meningkat 1,1 Celsius dibandingkan dengan tingkat akhir abad ke-19.

Temuan dari Christian Aid ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga negara di dunia sangat membutuhkan bantuan untuk membangun ketahanan jika ekonomi mereka ingin bertahan dari serangan gelombang panas, kekeringan, banjir, dan badai yang semakin intens dan mematikan akibat pemanasan global.

"Kemampuan negara-negara di Global Selatan untuk berkembang secara berkelanjutan sangat terancam. Pilihan kebijakan yang kami buat saat ini sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut," kata penulis utama studi, Marina Andrijevic, dari Universitas Humboldt, di Berlin.

Paling Terdampak

Sebanyak delapan dari 10 negara yang paling terkena dampak berada di Afrika, dengan dua di Amerika Selatan. Semua negara itu menghadapi kerusakan PDB lebih dari 70 persen pada tahun 2100 di bawah lintasan kebijakan iklim dunia saat ini, dan 40 persen bahkan jika pemanasan global dibatasi pada 1,5 Celsius.

Negara yang menghadapi kerugian PDB terburuk adalah Sudan, yang pada bulan September dibiarkan terhuyung-huyung akibat hujan lebat dan banjir bandang yang memengaruhi lebih dari 300.000 orang.

Negara ini akan mengalami pengurangan PDB sebesar 32 persen pada tahun 2050, dan 84 persen pada tahun 2100 dibandingkan jika tidak ada perubahan iklim.

Negara-negara yang dicakup oleh laporan tersebut membentuk dua blok negosiasi utama pada pembicaraan iklim PBB, yang berlangsung hingga Jumat, Negara-negara Tertinggal (LDC) dan Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil (AOSIS). Negara-negara pulau kecil sangat rentan terhadap gelombang badai yang diperburuk oleh naiknya air laut.

Studi ini tidak memperhitungkan langkah-langkah adaptasi, yang berpotensi mengurangi beberapa kerusakan. Sampai saat ini, negara-negara maju hanya berkomitmen dalam jumlah kecil untuk membantu negara-negara miskin beradaptasi dengan dampak iklim.

"Afrika telah melakukan paling sedikit untuk menyebabkan perubahan iklim, namun laporan ini menunjukkan itu akan menghadapi konsekuensi yang paling parah. Itu sangat tidak adil," kata Direktur Lembaga Pemikir Iklim dan Energi Power Shift Africa yang berbasis di Nairobi, Mohamed Adow.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top