Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penegakan Hukum l Penerobos Jalur Bus Transjakarta Akan Terjaring “E-Tilang”

510 CCTV Dipasang di "Busway"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kamera pengawas yang digunakan dilengkapi dengan automatic plat number recognition (ANPR), sehingga memudahkan menilang penerbos jalur busway.

JAKARTA - Sebanyak 510 kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) akan dipasangdi di Transjakarta untuk menyeterilkan jalur busway. PT Transportasi Jakarta menganggap kepolisian akan mudah memberi tindakan hukum bagi kendaraan yang masih menerobos jalur busway dengan CCTV.

"Kita sudah menetapkan titik yang paling tepat untuk penempatan kamera yaitu di halte. Karena dari kamera menuju ke sumber listrik enggak boleh jauh. Juga data harus disalurkan jaringan internet. Ya, paling dekat dengan halte. Jumlah halte Transjakarta ada sebanyak 255. Berarti total yang akan kita pasang berarti 510 titik pada 13 koridor," ujar Direktur Operasional PT Transjakarta, Daud Joshep, di Jakarta, Senin (18/2).

Selama uji coba penerapan tilang elektronik (ETLE), ungkapnya, kepolisian berhasil mengenali plat nomor kendaraan yang melanggar lalu lintas. Sebab, ungkapnya, kamera pengawas yang digunakan dilengkapi dengan automatic plat number recognition (ANPR), sehingga memudahkan untuk menjadi bukti pelanggaran.

"Setelah tertangkap penegakan hukumnya apa? Maka, setelah tiga hari dipanggil kalau lima hari setelah dipanggil tidak bayar, maka diblokir, nah itu menambah keyakinan kita bahwa ada tindakan hukum setelah itu," katanya.

Diakuinya, Transjakarta telah mengerahkan 500 petugas untuk menjaga sterilisasi jalur busway ini. Namun, akunya, jalur busway ini tetap masih diserobot kendaraan lain karena pengawasannya masih lemah.

"Dengan tilang elektronik ini, kita juga ada benefit. Ternyata berdampak pada perubahan budaya. Yakni, penurunan jumlah pelaggaran sampai 80 persen waktu kami sama-sama mengkaji. Itu di dalam koridor karena mereka sedang uji coba didua titik, yakni di Sarinah dan di Patung Kuda," ungkapnya.

Saat ini, pihaknya masih terus mengkaji rencana pemasangan CCTV yang terhubung langsung dengan sistem tilang elektronik itu. Meski demikian, katanya, kamera pengawas dengan sistem ANPR itu belum efektif untuk membaca plat nomor kendaraan bermotor roda dua. Padahal, ucapnya, kendaraan yang menyerobot jalur busway paling banyak adalah roda dua.

"Kalau menurut saya, dengan adanya kamera polisi dan patroli jalur akan sangat minim sekali. Bisa jadi nggak perlu ditempatkan polisi dengan adanya kamera itu. Namanya rapid, ya harus cepat. Maka, jalur harus steril," tegasnya.

Integrasi Moda

Saat ini, Transjakarta gencar melakukan integrasi antar moda di Ibu kota. Integrasi ini diperlukan agar memudahkan masyarakat dalam mengakses angkutan umum. Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono memastikan, tahun 2019 merupakan tahun integrasi antar moda.

"Salah satu integrasi antar moda yang menjadi perhatian Transjakarta saat ini adalah moda angkutan umum massal berbasis rel, mengingat Transjakarta telah mampu berintegrasi dengan operator angkutan perkotaan (bus kecil) tahun lalu. Saat ini, kita telah bersinergi dengan MRT, Commuter Line, LRT," kata Agung.

Menurutnya, lokasi integrasi tersebut ada di Halte Bundaran HI dengan Stasiun MRT Bundaran HI, Halte Tosari dengan Stasiun MRT Dukuh Atas, Halte CSW Kor 13 dengan Stasiun MRT Sisingamangaraja, dan Halte Lebak Bulus Koridor 8 dengan Stasiun MRT Lebak Bulus.

"Kalau dengan commuter line atau KRL, kita lakukan integrasi di Halte Tosari Kor 1 dengan Stasiun Sudirman, lalu Halte Stasiun Klender Kor 11 dengan Stasiun Klender dan Halte Stasiun Cakung dengan Stasiun Cakung. Kami juga integrasikan Transjakarta dengan LRT Jakarta di Halte Pemuda Rawamangun dengan Stasiun LRT Velodrome," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya akan menambah berbagai rute baru, baik di Jakarta maupun di kota-kota sekitar Jakarta. Pembagian rute ini perlu dilakukan untuk mengantarkan penumpang yang akan mengakses MRT, LRT maupun KRL. pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top