Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 05 Sep 2019, 06:05 WIB

5 PTN Terlibat Pengembangan Mobil Listrik

Menristekdikti, Mohamad Nasir

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Sebanyak lima perguruan tinggi negeri (PTN) turut berperan dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia. Masing-masing perguruan tinggi itu memiliki perannya sendiri-sendiri dan akan saling berkolaborasi.

Lima PTN tersebut adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, di Jakarta, Rabu (4/9), menjelaskan peran masing-masing perguruan itu, yakni pada pengembangan baterai, sistem kontrol, desain, dan lain-lain. "Jadi, masing-masing perguruan tinggi tersebut harus terkait sehingga bisa diwujudkan dalam satu bentuk mobil," katanya.

Ia mengatakan pengembangan mobil listrik yang dilakukan kelima perguruan tinggi tersebut didanai oleh pemerintah, yaitu Kemenristekdikti bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Namun, terkait jumlah pendanaannya, ia mengatakan belum mengetahui secara pasti.

Dalam pengembangan tersebut, Kemenristekdikti akan fokus pada rantai pasokannya terlebih dahulu sehingga terintegrasi satu sama lain. "Kami akan mengaji berapa investasi yang diperlukan pada masing-masing rantai pasokan dalam pengembangan mobil listrik," tambahnya.

Ia menambahkan, saat ini pihak industri juga sudah ada yang tertarik pengembangan dua jenis mobil listrik, yaitu mobil listrik untuk keluarga dan bus listrik. Nasir mengaku optimismenya bahwa mobil listrik tersebut akan mulai diproduksi pada 2022.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, memastikan akan ada standardisasi untuk stasiun pengisian daya kendaraan listrik.

Menurut Hammam, penetapan standarisasi untuk stasiun pengisian daya akan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berada di tangan Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Dalam penetapannya, Komite Akreditasi Nasional (KAN) juga akan terlibat dalam penetapan standarisasi stasiun pengisian daya yang pada rencana awalnya akan diusulkan oleh kementerian dan terkait.

BPPT sendiri saat ini tengah melakukan kriling teknologi dengan mempelajari semua teknologi yang bisa dimanfaatkan dalam stasiun pengisian daya. "Sejauh ini, sudah ada lima teknologi yang menjadi bagian usulan awal untuk dapat menjadi SNI ke depannnya," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan masalah infrastruktur untuk mobil listrik seperti stasiun pengisi daya atau charging station bisa dibangun dan ditempatkan dengan ekosistem yang baik.

Yang dimaksud ekosistem baik adalah bagaimana menyambungkan ketersediaan listrik, lalu tempat yang disediakan oleh pemerintah daerah, serta teknologi pengisian daya yang dikembangkan oleh BPPT.

Perbaiki Lingkungan

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan, pengembangan kendaraan listrik di Indonesia dapat memperbaiki kerusakan lingkungan, khususnya pencemaran udara.

"Mobil listrik ini sangat penting. Jakarta, 75 persen udara kita sudah tercemar. Itu 60 persennya akibat kendaraan atau angkutan publik," katanya.

Luhut berharap, inovasi pengembangan sepeda motor dan mobil listrik yang lebih ramah lingkungan oleh anak bangsa tersebut dalam tiga sampai lima tahun ke depan dapat menggantikan hingga 60 persen kendaraan beremisi tinggi.

Ia juga berharap pengembangan kendaraan listrik tersebut dapat menurunkan lebih dari setengah impor energi Indonesia, yang saat ini nilainya hampir 300 triliun rupiah.ruf/Ant/E-3

Penulis: Antara, Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.