Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 10 Jan 2025, 18:02 WIB

5 Faktor Penyebab Anxiety Disorder, Ikatan Dokter Indonesia Berikan Solusi Pengobatan

Foto: Freepik/m.vichakorn

Menurut informasi dari IDI DKI Jakarta, anxiety disorder atau secara umum, dikenal sebagai gangguan kecemasan merupakan sebuah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan kecemasan dan ketakutan secara. Di Indonesia, gangguan kecemasan merupakan gangguan mental paling umum di antara remaja 10-17 tahun, dengan prevalensi sekitar 3,7%.

IDI adalah organisasi profesi yang menaungi para dokter di Indonesia. Didirikan pada 24 Oktober 1950, IDI berfungsi untuk mengembangkan profesi kedokteran dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. 

Organisasi IDI memiliki lebih dari 199.000 anggota dan berafiliasi dengan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sekretariat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia beralamat di Jl. Dr. G.S.S.Y. Ratulangi No. 29, Menteng, Jakarta Pusat 10350, Indonesia.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai apa saja penyebab terjadinya gangguan kecemasan serta obat yang direkomendasikan bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya anxiety disorder?

Berbagai faktor yang saling berkorelasi dapat menyebabkan anxiety disorder atau gangguan kecemasan, yang merupakan kondisi yang serius yang memerlukan pengawasan dan pengelolaan yang tepat. Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya gangguan kecemasan meliputi:

1. Faktor genetik atau riwayat keluarga

Faktor genetik atau riwayat keluarga dapat menjadi penyebab gangguan kecemasan secara berlebihan. Selain itu, ada bukti bahwa gangguan kecemasan dapat diwariskan dalam keluarga, meningkatkan kemungkinan seseorang juga mengalaminya.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan juga faktor terpenting. Mengalami situasi yang menyebabkan kecemasan berlebihan, seperti kekerasan dalam rumah tangga atau kehilangan orang yang dicintai, dapat menyebabkan kecemasan berlebihan.

3. Adanya riwayat trauma secara mendalam

Pengalaman traumatis, seperti kecelakaan, pelecehan fisik atau seksual, atau kejadian lainnya, dapat menyebabkan gangguan kecemasan. Seseorang yang mengalami trauma cenderung mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi.

4. Faktor perubahan gaya hidup

Jenis aktivitas, minat, dan pendapat seseorang disebut gaya hidup. Stres dan risiko gangguan kecemasan berlebihan dapat meningkat sebagai akibat dari perubahan besar dalam hidup, seperti pernikahan, perceraian, atau kehilangan pekerjaan.

5. Kepribadian dan karakteristik psikologis

Seseorang dengan kepribadian yang cenderung pemalu atau memiliki riwayat stres tinggi mungkin lebih rentan terhadap gangguan kecemasan

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati anxiety disorder?

Ikatan Dokter Indonesia telah merangkum beberapa obat yang bisa mengobati rasa cemas berlebihan. Untuk mengobati gangguan kecemasan, terdapat berbagai jenis obat yang direkomendasikan. Berikut adalah beberapa obat yang umum digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan meliputi:

1. Sertraline

Obat ini termasuk dalam golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) dan efektif dalam mengatasi gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan panik. Dosis yang dokter berikan biasanya dimulai dari 50 mg per hari.

2. Escitalopram

Obat ini merupakan SSRI yang membantu meningkatkan kadar serotonin di otak, berfungsi untuk mengurangi gejala kecemasan.

3. Alprazolam

Obat ini termasuk dalam golongan benzodiazepine dan sering digunakan untuk mengatasi gangguan panik dan kecemasan. Namun, penggunaannya harus dibatasi karena potensi ketergantungan.

4. Lorazepam

Obat ini efektif dalam meredakan kecemasan dan sering diresepkan untuk penggunaan jangka pendek.

Penggunaan obat-obatan ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, karena beberapa dari mereka memiliki potensi efek samping dan risiko ketergantungan. 

(IKN)

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.