49 Orang di AS Keracunan Setelah Makan Burger di McDonald's
Sebuah restoran McDonald's pada tanggal 29 April 2024, di Albany, Ore, AS.
Foto: AP/Jenny KaneJAKARTA - Keracunan makanan yang dikaitkan dengan hamburger di McDonald's Quarter Pounder Amerika Serikat menyebabkan sedikitnya 49 orang sakit di 10 negara bagian, termasuk satu orang meninggal dunia dan 10 orang dirawat di rumah sakit, kata pejabat kesehatan federal Selasa (22/10).
Associated Press mengutip laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang mengatakan bahwa korban yang meninggal yakni seorang lanjut usia di Colorado, sementara anak dirawat di rumah sakit karena komplikasi ginjal yang parah.
Investigasi awal menunjukkan irisan bawang mentah yang disajikan di Quarter Pounder kemungkinan merupakan menjadi sumber wabah tersebut.
Kasus keracunan tersebut dilaporkan antara tanggal 27 September dan 11 Oktober di Colorado, Iowa, Kansas, Missouri, Montana, Nebraska, Oregon, Utah, Wisconsin, dan Wyoming. Colorado memiliki kasus terbanyak, 26 kasus, diikuti Nebraska sembilan kasus.
Semua orang yang diwawancarai terkait wabah tersebut mengatakan telah makan di McDonald's sebelum jatuh sakit, sebagian besar menyebutkan makan hamburger Quarter Pounder, kata CDC. Departemen Pertanian AS, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan pejabat kesehatan negara bagian juga sedang melakukan penyelidikan.
Bahan tertentu belum diidentifikasi sebagai penyebabnya, tetapi para penyelidik berfokus pada bawang bombay dan daging sapi. Penyelidikan awal FDA menunjukkan bahwa irisan bawang bombay yang disajikan pada burger kemungkinan merupakan sumber kontaminasi. USDA sedang menyelidiki roti hamburger.
Dalam sebuah pernyataan, pejabat McDonald's mengatakan bahwa temuan awal menunjukkan bahwa beberapa penyakit terkait dengan bawang yang bersumber dari satu pemasok. Perusahaan telah menghentikan distribusi bawang iris dan untuk sementara menghapus Quarter Pounder dari menu di negara bagian yang terkena dampak, dan juga di beberapa bagian Idaho, Nevada, New Mexico, dan Oklahoma.
"Kami menganggap keamanan pangan sangat serius dan itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," kata pernyataan itu.
Wabah keracunan makanan disebabkan oleh jenis bakteri E. coli umum yang dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian.
Yang paling rentan adalah anak kecil, orang tua, atau mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Bakteri E. coli hidup di dalam usus hewan dan ditemukan di lingkungan. Infeksi dapat menyebabkan penyakit parah, termasuk demam, kram perut, dan diare berdarah. Orang yang mengalami gejala keracunan E. coli harus segera mencari perawatan kesehatan dan memberi tahu penyedia layanan kesehatan tentang apa yang mereka makan.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Lili Lestari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Asyik, Stasiun Whoosh Karawang Dibuka 24 Desember
- Wow, 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual untuk Momen Nataru
- Ketua MPR: Museum Rasulullah di Indonesia Jadi Ikon Penting Umat Islam
- Stimulasi Pemberian Kredit ke UMKM, Begini Jurus BI
- Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024