Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

300 Warga NTT Ikuti Workshop Etika Bermedia Sosial

Foto : istimewa

Sebanyak 300 Warga Nusa Tenggara Timur (NTT), perwakilan masyarakat dan komunitas di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo, mengikuti Workshop Literasi Digital yang fokus pada materi Etika Bermedia Sosial.

A   A   A   Pengaturan Font

NUSA TENGGARA TIMUR - Sebanyak 300 Warga Nusa Tenggara Timur (NTT) mengikuti Workshop Literasi Digital yang fokus pada materi Etika Bermedia Sosial. Peserta berasal dari perwakilan masyarakat dan komunitas di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

"Masih banyak masyarakat yang menggunakan media sosial tanpa berpikir bagaimana menjaga sikapnya," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Nagekeo, Andreas Ndona Corsini, dalam keterangannya kepada Koran Jakarta, Jumat (14/10).

Workshop Literasi Digital merupakan inisiasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital. Materi yang disampaika berdasarkan empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Andreas menekankan, etika bermedia sosial sangat penting. Hal ini untuk mengimbangi hak kebebasan berekspresi di media sosial.

"Anda tidak tinggal di pulau terpencil, tetapi berhubungan dengan banyak orang, oleh karena itu perlu menggunakan etika dalam bermedia sosial," jelasnya.

Sementara itu, Kadis Kominfo Kabupaten Ende, Supriyanto mengungkapkan penyebab semakin maraknya kejahatan siber dan hoax. Menurutnya, hal tersebut dapat terjadi akibat masyarakat hanya mengetahui cara menggunakan Internet tanpa memahami etika penggunaannya.

"Pemerintah harus berkolaborasi dengan masyarakat dan stakeholder lainnya agar nilai-nilai kebenaran dan etika dapat dijalankan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya dalam menggunakan teknologi digital," katanya.

Pegiat literasi digital dari ICT Watch, Indriyatno Banyumurti, menerangkan, masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum siap dalam menghadapi era digital, terutama dalam hal etika. Padahal, 210 juta orang Indonesia telah terkoneksi dengan internet dan sepertiga dari hidup orang Indonesia ada di dunia digital.

"Tapi, ternyata masyarakat Indonesia masih menempati peringkat terbawah, sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara," terangnya.

Influencer, Edy Kasi menjelaskan bahwa cara pemberian informasi pada era sekarang sangat berbeda dengan yang dahulu. Sekarang masyarakat dituntut untuk dapat menyampaikan ilmu yang dimiliki melalui komunikasi berdasarkan 4C, yaitu critical thinking, creativity, collaboration, dan communication.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top