Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Masyarakat - Pandeglang Masuk Zona Merah Tingkat Kekerdilan

294.862 Balita di Banten "Stunting"

Foto : ANTARA/Mulyana

Sosialisasi rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting di Provinsi Banten.

A   A   A   Pengaturan Font

SERANG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyiapkan ribuan pendamping keluarga dalam upaya mengatasi masalah stunting atau kekerdilan di Banten mengingat angka stunting di Banten masih tinggi.

"Di Provinsi Banten ada sekitar 8.130-an. Artinya ada 2.500 orang karena satu tim itu kan 3 orang yang akan mendampingi keluarga-keluarga mulai calon pengantin, ibu hamil sampai melahirkan," kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dr Eni Gustina usai kegiatan sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI) di Provinsi Banten, di Serang, kemarin.

Eni mengatakan, para pendamping tersebut nantinya akan mengawal keluarga sasaran dari mulai pasangan nikah atau pengantin, sampai hamil dan melahirkan agar benar-benar semuanya direncanakan dengan baik. Sehingga Ketika melahirkan bayinya tidak berisiko stunting, panjang badannya tidak kurang dari 48 centimeter, berat badannya tidak kurang dari 2500 gram, dan tidak prematur.

Ia mengatakan, stunting itu salah satunya disebabkan karena bayi yang kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang sehingga berpengaruh pada perkembangan tinggi dan berat badan serta berpengaruh juga pada perkembangan otak bayi.

"Stunting bisa dicegah sedini mungkin. Jika semua aspek dari hulu hingga hilir, potensi munculnya stunting bisa diantisipasi dengan baik maka setiap keluarga bisa terhindar dari lahirnya bayi-bayi stunting," kata Eni.

12 Provinsi Prioritas

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan (Deputi III) Kemenko PMK, Agus Suprapto mengatakan, Provinsi Banten merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di Tanah Air di 2022 ini. Berdasar Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 terdapat beberapa daerah perkotaan di Banten yang tergolong dalam zona stunting "kuning" dan "hijau".

Di antaranya Kota Serang dan Kota Cilegon di kategori kuning serta Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang di kategori hijau.

Malah satu kabupaten di Banten berkategori "merah" yakni Pandeglang karena prevalensinya di atas 30 persen. Bahkan Pandeglang dengan prevalensinya yang 37,8 persen menduduki posisi nomor 26 dari 246 kabupaten/kota di 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi

Lima kabupaten dan kota yang berstatus "kuning" dengan prevalensi 20 hingga 30 persen, di antaranya Lebak, Kota Serang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon.

Sementara dua daerah yang berkategori hijau dengan prevalensi 10 sampai 20 persen adalah Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang. Tidak ada satu pun kabupaten atau kota di Banten berstatus biru yakni dengan prevalensi di bawah 10 persen.

Hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahu 2021, terdapat 294.862 balita kerdil di Banten. Angka ini menempatkan Banten sebagai provinsi kelima terbesar yang memiliki balita kerdil setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

Ia mengatakan, target nasional penurunan angka stunting sesuai dengan mencapai angka 14 persen. Target tersebut bisa dicapai dengan penguasaan di lapangan yakni kelompok resiko.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top