Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanggulangan Penyakit | Masyarakat Hanya Mau Minum Obat saat Sakit

236 Kabupaten/Kota Endemis Penyakit Kaki Gajah

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sebanyak 236 kabupaten/kota di seluruh Indonesia masih wilayah endemis penyakit kaki gajah atau filariasis terutama di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Karena itu, masyarakat di daerah ini perlu minum obat filariasis pencegahan secara massal.

"Cara itu paling efektif mencegah dan mengeliminasi penyakit kaki gajah atau filariasis," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Elizabeth Jane Soepardi, di Jakarta, Selasa (25/9).

Dia menyebutkan, dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, 278 di antaranya tidak endemis sehingga daerah itu tidak perlu minum obat. Sebanyak 236 kabupaten-kota masih endemis, itu total harus minum obat.

Dia menambahkan, dari 236 kabupaten/kota yang masih endemis penyakit kaki gajah tersebut, sebanyak 131 kabupaten-kota melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM), sementara 105 kabupaten-kota lainnya sudah melaksanakan program Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) beberapa tahun sebelumnya dan tahap evaluasi pasca-POPM.

Elizabeth menjelaskan, suatu wilayah dikatakan endemis penyakit kaki gajah apabila ada microfilaria atau anak cacing filaria penyebab kaki gajah di dalam tubuh manusia di atas 1 persen dari jumlah penduduk.

Penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria pada tubuh manusia yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Terdapat 23 jenis nyamuk yang bertindak sebagai vektor penularan filaria, di antaranya dari genus Mansonia, Culex, Anopheles, Aedes dan Armigeres.

Cacing filaria tumbuh di dalam tubuh manusia dan baru menimbulkan efek lima tahun setelah menginfeksi manusia. Cacing filaria dewasa hidup di saluran dan kelenjar getah bening, sementara anak cacing atau microfilaria berada di dalam darah.

Penyakit kaki gajah menimbulkan pembengkakan pada setiap bagian tubuh manusia, umumnya di kaki dan bisa menjadi sangat besar tampak seperti kaki gajah.

Cacing filaria jenis brugia timori menyebabkan pembengkakan di daerah bawah lutut dan bawah siku. Sementara cacing jenis wuchereria bancrofti bisa menyebabkan pembengkakan di seluruh kaki, seluruh lengan, pada alat kelamin, dan payudara. "Kecacatan akibat pembengkakan ini bersifat permanen dan sulit diobati bila sudah pada stadium lanjut," kata Elizabeth.

Oleh karena itu, menurut dia, cara terbaik menghindari kaki gajah ialah dengan pencegahan yaitu meminum obat yang diberikan oleh pemerintah dalam program Belkaga setiap bulan Oktober selama lima tahun berturut-turut.

Obat diberikan pada masyarakat mulai anak usia dua tahun hingga lansia 70 tahun. "Anak di bawah dua tahun, ibu hamil, dan orang yang menderita penyakit kronis dan berat tidak boleh mengonsumsi obat tersebut," tandasnya.

Selain pencegahan lewat obat, masyarakat juga bisa menghindari terinfeksi cacing filaria dengan menghindari gigitan nyamuk. Beberapa cara yang harus dilakukan ialah tidur menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk atau krim, dan membasmi sarang nyamuk.

Pahamkan Masyarakat

Sementara itu, peneliti dari Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Taniawati Supali mengatakan, salah satu masalah dalam program Belkaga adalah susahnya masyarakat minum obat. Biasanya, masyarakat baru minum obat kalau sudah terkena cacatnya menetap.

Ia mengatakan, ada anggapan masyarakat yang menyatakan bahwa yang seharusnya meminum obat ialah orang yang sudah berdampak pembengkakan pada kakinya, sementara bagi orang yang sehat tidak perlu meminum obat.

"Padahal sebenarnya bagi masyarakat yang sehatlah yang seharusnya meminum obat untuk pencegahan," katanya.eko/Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top