Menanti Rilis Data Pekerjaan AS, Ini Proyeksi IHSG
- Bursa Efek Indonesia (BEI)
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren negatif, hari ini (7/1). Sentimen eksternal bakal menjadi faktor utama mempengaruhi IHSG.

Ket.
Doc: istimewa
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pasar tengah menantikan rilis data pekerjaan di Amerika Serikat (AS). Karenanya, Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Selasa (7/1), masih rawan terkoreksi dengan kecenderungan terbatas dengan area support di 7.066 dan resistance 7.103.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (6/1) sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 83,96 poin atau 1,17 persen ke posisi 7.080,47. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,60 poin atau 1,38 persen ke posisi 826,18.
“Pelaku pasar memberikan perhatian terhadap bank sentral Tiongkok atau People’s Bank of Tiongkok (PBOC) yang pada Sabtu (04/01) mengatakan akan mengimplementasikan kebijakan moneter yang lebih longgar pada 2025, sebagai upaya untuk mencegah dan meredakan risiko keuangan di area-area penting, serta memperdalam reformasi sektor keuangan,” sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.
Selain itu, dari regional, pelaku pasar mencerna perhitungan akhir data au Jibun Bank Services PMI Jepang yang direvisi turun ke level 50,9 pada Desember 2024, dari perhitungan awal 51,4, namun lebih tinggi dari level 50,5 pada November 2024, yang menandakan pertumbuhan positif selama dua bulan beruntun di sektor jasa Jepang dengan laju tercepat sejak September 2024.
Dari Amerika Serikat (AS), data ISM Manufacturing Index AS naik ke level 49,5 pada Desember 2024, dari sebelumnya level 48,4 pada November 2024, namun masih belum mampu menembus level psikologis 50,0, yang merefleksikan laju kontraksi terkecil di sektor manufaktur AS sejak Maret 2024.