Kabar Gembira, Profesor UI Ungkap Tanaman Herbal Ini Bisa Jadi Materi Obat Terapi Covid-19, Simak Penjelasannya
- Universitas Indonesia (UI)
- Kerja Sama Penelitian
- Covid-19
- herbal
- Obat Covid-19
- Institut Pertanian Bogor (IPB)
DEPOK - Purnabakti Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Prof. Dr. apt. Maksum Radji, M.Biomed mengemukakan bahwa tanaman herbal bisa menjadi opsi materi dalam upaya pengembangan obat terapi Covid-19.Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Humas Universitas Indonesia di Depok, Kamis (30/6), dalam acara diskusi yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Prof. Maksum menyampaikan perlunya kolaborasi antar-peneliti untuk mengkaji dan mengembangkan materi potensial yang dapat digunakan sebagai cikal bakal obat Covid-19, termasuk tanaman herbal."Dalam kolaborasi penelitian oleh UI dan IPB disebutkan bahwa golongan senyawa yang berpotensi menjadi suplemen dalam penanganan Covid-19 adalah hesperidin, rhamnetin, kaempferol, quercetin, dan myricetin yang terkandung dalam buah jambu biji, kulit jeruk, serta daun kelor," katanya.Dalam acara diskusi, Prof. Maksum juga menjelaskan algoritma terapi Covid-19 serta tata laksana penanganan dan pengobatan pasien Covid-19.Ia antara lain menjelaskan bahwa sebagian besar obat antivirus yang sedang dikembangkan untuk penanganan Covid-19, termasuk favipiravir dan remdesivir memiliki mekanisme kerja yang ditargetkan pada RdRp (RNA-dependent RNA polymerase) virus corona penyebab Covid-19 guna menghambat proses replikasi virus.Selain itu, dia mengimbau warga lebih bijak dalam merespons peredaran informasi mengenai jenis-jenis obat Covid-19 serta mengonfirmasi kesahihan informasi dengan mengecek siaran informasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan dan pihak-pihak yang berwenang mengatur peredaran obat dan makanan.

Ket. Seorang ibu mengambil daun kelor untuk dikeringkan di Kelurahan Pulorejo, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (17/12/2020). Daun kelor salah satu tanaman yang mengandung senyawa potensial menjadi suplemen dalam penanganan Covid-19.
Doc: ANTARA/Rizal Hanafi