Waduh! Pakar Sebut Indonesia Terancam Dicap Munafik Usai Lakukan Hal Ini Terkait Perang Rusia Ukraina
- NATO
- Amerika Serikat (AS)
- Vladimir Putin
- Perang Russia-Ukraina
Sejak dimulai 24 Februari lalu, invasi Rusia ke Ukraina masih menjadi perbincangan hangat berbagai elemen masyarakat di dunia tak terkecuali Indonesia. Pembahasan mengenai konflik yang telah menewaskan setidaknya seribu warga sipil ini terjalin di banyak platform media sosial.

Ket. Invasi Rusia ke Ukraina.
Doc: AP
Hingga 14 Maret lalu, data Evello menunjukkan informasi mengenai invasi Ukraina oleh Rusia paling banyak disaksikan di YouTube sebanyak 554 juta kali dengan jumlah interaksi mencapai 2,3 juta komentar. Disusul Tik tok dengan 526 juta kali penayangan. Sementara pada platform Tik tok, konten serupa telah disaksikan 72 juta kali.
Sebuah platform pemantauan dan analisis digital Evello mengungkapkan, pembicaraan terkait invasi Rusia di media sosial didominasi oleh kekaguman dan keberpihakan netizen Indonesia terhadap sosok Presiden Rusia Vladimir Putin.
Evelo bahkan mencatat adanya cuitan netizen Indonesia yang secara gamblang meremehkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky karena mantan pekerjaannya sebagai komedian, Zelensky dinilai tidak pantas melawan Putin.
"Latar belakangnya kan komedian.. kok berani melawan Putin yang mantan agen intelijen sekelas KGB…," cuit seorang netizen seperti yang dikutip Evello.
Zelensky Akan Dikenang Dalam Waktu Yang Lama. Sebuah Analisis Big Data "Latar belakangnya kan komedian.. kok berani melawan Putin yang mantan agen intelijen sekelas KGB…". Demikian olok-olok netizen terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelensky. pic.twitter.com/B3tLnNXLyj— Evello (@Evello12) March 5, 2022
Dilansir dari BBC, Peneliti Studi Rusia dan Eropa Timur, Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Radityo Dharmaputra menyebut sikap publik Indonesia terbagi menjadi tiga kubu.
Anda mungkin tertarik:
Pertama, adanya ketidaksukaan terhadap pihak NATO dan Amerika Serikat. Kedua, kekaguman pada sosok Vladimir Putin yang dinilai tegas dan kuat layaknya presiden pertama Indonesia, Soekarno. Terakhir, adanya simpati kepada rakyat Ukraina dan Presiden Volodymyr Zelensy.
Menurut Radityo, masyarakat Indonesia telah lama memiliki sikap politik yang anti Amerika terutama setelah serangkaian konspirasi perang melawan terorisme yang dilakukan Amerika di berbagai negara Islam.
Pada sisi lain, Rusia juga telah mengubah pandangan terhadap negara-negara Islam dari musuh menjadi sahabat kaum Muslim. Agama Islam juga dikatakan menjadi agama kedua terbesar di Rusia, setelah Kristen Ortodoks.
Bagi Radityo, keberpihakan netizen Indonesia terhadap Rusia atas invasinya dpaat membuat Indonesia terkesan hipokrit di mata pihak barat, lantaran lebih vokal membela pihak korban dalam berbagai konflik yang melibatkan berbagai negara Islam.Narasi pro Russia ini juga santer tersebar di media sosial TikTok. Menurut pakar keamanan siber dari CISSReC, Pratama Persadha dalam CNN, maraknya konten pro Rusia pada platform video tersebut karena TikTok berasal dari Tiongkok yang juga mengambil posisi mendukung Rusia.