Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Mitigasi Risiko | The FAO Food Price Index pada Oktober 2020 Tertinggi Sepanjang Tahun Ini

2021, Harga Pangan Berpotensi Naik

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Impor pangan dikhawatirkan melonjak jika ketersediaan stok tak mencukupi dan harga-harga sudah mulai naik.

JAKARTA - Harga sejumlah komoditas pangan berpotensi naik pada 2021 akibat pandemi Covid-19 yang belum bisa dipastikan berakhir sepenuhnya. Melihat dari pengalaman pada 2020, pemerintah mencatat pada akhir April tahun ini, beberapa provinsi mengalami defisit beberapa komoditas pangan, seperti beras, jagung, gula, cabai, bawang putih, bawah merah, dan telur.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Galuh Octania, menilai penyebab defisit ini disebabkan sejumlah provinsi tersebut bukan merupakan daerah penghasil utama dari komoditas-komoditas tadi. Selain itu, proses distribusi sempat terhalang akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan berbagai kebijakan pembatasan lainnya.

"Saat ini, distribusi dan kesediaan sebagian besar pangan pokok di Indonesia memang sudah lebih stabil daripada sebelumnya. Akan tetapi, beberapa komoditas yang sebagian besar sumber ketersediaan berasal dari impor, seperti bawang putih, gula, daging sapi, dan kedelai, diprediksi juga akan mengalami fluktuasi harga," kata Galuh dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (21/11).

Kesulitan dalam mengamankan impor daging sapi dapat meningkatkan kemungkinan lonjakan harga domestik, apalagi mengingat perayaan Idul Fitri pada 2021 juga akan berlangsung lebih awal. Karena itu, ketersediaan stok memadai sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan harga pangan, terutama komoditas yang tergolong pokok dan dan sumber ketersediaannya sebagian besar berasal dari impor.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top