Akses Kesejukan di Ruang Mewah
Secara psikologis, fasad telah menggambarkan kesejukan keseluruhan bangunan.

Ket.
Doc: istimewa
Sinar matahari hampir mudah tertangkap dalam setiap penjuru ruang. Cahayanya menembus dinding kaca atau tertangkap langsung ketika sebuah pintu lorong yang menghubungkan area luar terbuka. Memang, aliran udara dan cahaya matahari akan mampu menghidupkan sebuah ruang. Makna tersebut layak menjadi pijakan dalam membangun dan mendesain ruang sebagai penunjang gaya hidup sehat.
Konsep seperti ini, misalnya, bisa ditemui di Senopati 41 C, Jakarta. Bangunan dua lantai dengan luas kurang lebih 325 meterpersegi tersebut sengaja membuat aliran udara melalui pintu depan yang terhubung dengan ruang terbuka di bagian belakang. Dengan konsep seperti itu, pandangan tidak bertabrakan dengan dinding melainkan area terbuka yang memberikan nafas. Andaikata harus bertabrakan dengan dinding, bagian dinding dilapisi kaca yang dapat memperlihatkan aktifitas di dalamnya, kecuali untuk ruang kecantikan yang lebih steril dan intim.
Dalam koridor yang tergolong sempit, kebebasan bernafas tidak pernah merasa terhalang. Lagi-lagi, karena adanya udara dan cahaya yang bebas keluar masuk. Latihan yoga barre maupun pilates pun tidak sekedar menguras keringat melainkan mampu menumbuhkan perasaan segar.
"Cahaya matahari sesuatu yang mewah," ujar Margareta Miranti dari Rafael Miranti Architects, sebuah biro arsitek yang didirikan Margareta Miranti dan Rafael Arsono tentang Senopati 41 C yang dirancang dengan pendekatan simplicity dan functionality ketika dihubungi, Rabu (11/4). Cahaya matahari yang jatuh menimpa ceiling kayu bahkan mampu menampilkan dramatisasi cahaya. Ruang sirkulasi udara telah dimulai di bagian fasad bangunan. Bagian tersebut menggunakan kerawang untuk mencerminkan konsep bernafas (breathe).
Dinding kerawang adalah dinding berpori/berlubang yang menghalau sinar matahari namun tetap mengizinkan terjadinya aliran udara. Secara psikologis, fasad telah menggambarkan kesejukkan keseluruhan bangunan. Di bagian dalam, Miranti yang berkolabrasi Sashia Rosari, product dan furniture designer SORS membuat dekor yang tidak terlalu berlebihan. Bahkan, hiasan dinding yang menempel pada dinding untuk mengutkan konsep fungsi ruang tergolong minim.
Hal tersebut tidak lain agar ruangan terasa nyaman dipandang mata. Untuk Greenery dan Dandelion, Miranti lebih banyak memberikan lay outkonsep desain. Dia hanya memberikan masukan tentang warna yang sesuai dengan brand maupun penempatan furniture. Selebihnya, karya merupakan olahan brand tersebut.
Anda mungkin tertarik:
Contohnya, mural yang menjadii hiasan dinding menuju lantai dua. Mural tersebut merupakan ide dari klien. "(Dalam hal ini) Kami seolah memberikan kanvas yang netral untuk klien berekspresi," ujar dia. Berbeda dengan Breathe Studio, Miranti terjun langsung pengerjaan interior studio kebugaran tersebut karena dengan pendiri studio tersebut ia mulai melakukan kerja sama. Meski ruang sudah memaksimalkan aliran udara dan cahaya namun penggunaan air conditioner (AC) tidak terelakkan. Tujuannya untuk menambah kenyamanan pengguna bangunan ketika beraktivitas.
Di sisi lain, tempetarur udara tropis yang makin menyengat dari hari ke hari membuat ruang masih bergantung dengan AC. "Panas (gerah), saya suka AC," ujar Nadia Saphira, founder Breathe Studio memberikan alasan tentang penggunaan AC. Senopati 41C yang menjadi one stop lifestyle destination masih terbilang muda, usainya baru sekitar satu bulan. Nadia yang pernah menjadi aktris peran meminta Miranti dan tim merancang tempat menaungi tiga gerai, yaitu Breathe Studio (tempat kebugaran) Dandelion (tempat kecantikan) dan Greenery (konsep makanan sehat).
Dengan Breathe Studio sebagai konsep dasarnya, tempat yang berada di selatan Jakarta dirancang supaya ruang bebas bernafas. din/E-6