20 Negara Zona Euro Alami Resesi Ringan pada Awal 2023
Foto: Sumber: Eurostat - KJ/ONESROMA - Sebanyak 20 negara zona euro mengalami resesi ringan pada awal tahun ini, menurut data yang dirilis Kamis (8/6) oleh Eurostat.
Eurostat mengatakan pertumbuhan ekonomi di negara-negara zona euro turun 0,1 persen di masing-masing dua kuartal terakhir, menunjukkan resesi teknis.
Seperti dikutip dari Antara, pertumbuhan ekonomi terganggu oleh harga pangan dan energi yang tinggi, jaringan perdagangan yang terganggu, dan ketidakstabilan - semua dampak besar dari konflik yang sedang berlangsung antara Russia dan Ukraina.
Ekonomi zona euro mengalami kontraksi yang jauh lebih dramatis masing-masing sebesar 3,1 persen dan 11,5 persen, selama dua kuartal pertama tahun 2020, sebelum berkembang sebesar 12,4 persen pada kuartal ketiga tahun itu.
Berbeda dengan sedikit kenaikan yang diprediksi oleh para ekonom, kontraksi ekonomi zona euro pada kuartal pertama tahun ini sebagian besar tidak terduga, menurut laporan media. Ekonomi terbesar zona euro gagal menunjukkan cukup pendorong untuk pertumbuhan yang lebih baik.
Jerman memasuki resesi pada kuartal pertama, setelah menyusut 0,5 persen pada kuartal terakhir 2022 dan 0,3 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Pertumbuhan Tercepat
Pertumbuhan di Prancis datar pada kuartal terakhir 2022, diikuti dengan pertumbuhan 0,2 persen pada awal tahun ini. Italia ekonominya menyusut 0,1 persen pada akhir 2022, sebelum pulih ke pertumbuhan 0,6 persen pada awal tahun ini - tingkat pertumbuhan tercepat di antara ekonomi utama UE.
Konflik Ukraina telah membuat harga energi lebih tinggi, menciptakan efek lanjutan pada harga pangan dan perdagangan.
Eurostat mengatakan dalam konteks itu, pengeluaran keseluruhan di zona euro turun 0,3 persen pada kuartal pertama setelah turun 1 persen pada kuartal sebelumnya. Impor dan belanja publik secara keseluruhan juga turun di kedua kuartal.
Kinerja ekonomi zona euro kemungkinan akan menjadi topik sentral pertemuan para pemimpin keuangan pada 15 Juni untuk membahas apakah Bank Sentral Eropa harus menaikkan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi membantu mengekang tekanan inflasi, tetapi dapat berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi.
Meskipun awal yang lambat tahun ini, Komisi Eropa masih memprediksi ekonomi Uni Eropa akan tumbuh sebesar 1,1 persen tahun ini dan 1,6 persen pada tahun 2024, angka keduanya sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Kroasia menjadi anggota ke-20 zona mata uang euro pada 1 Januari, yang berarti data ekonominya dimasukkan ke dalam zona euro untuk kuartal pertama tahun ini, tetapi tidak untuk kuartal terakhir tahun 2022.
Sebelumnya diberitakan kombinasi kebijakan moneter yang lebih ketat dan kondisi sticky inflation akan terus menekan stabilitas keuangan di zona euro, kata Bank Sentral Eropa (ECB) dalam laporan yang diterbitkan di Frankfurt, Jerman, pada Rabu (31/5).
Laporan Tinjauan Stabilitas Keuangan, yang dirilis bank tersebut sebanyak dua kali dalam setahun, menunjukkan pasar keuangan "masih rentan terhadap pertumbuhan yang kurang menguntungkan dan dampak inflasi."
Menurut laporan itu, bank-bank di zona euro, yang basisnya "solid", terbukti tangguh di tengah krisis sektor perbankan di Amerika Serikat (AS).
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 5 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
Berita Terkini
- Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI
- Warga Diminta Waspada, Gunung Ibu di Halmahera Barat Sudah Dua Kali Erupsi
- Meningkat, KCIC Sebut 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Untuk Momen Natal dan Tahun Baru
- Terus Meluas, Otoritas Victoria Keluarkan Perintah Evakuasi Akibat Kebakaran Semak
- Wamenhub Minta KCIC Siapkan Pengoperasian Stasiun Kereta Cepat Karawang