Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama Multilateral

118 Negara Janji Tingkatkan Kapasitas Energi Terbarukan

Foto : LUDOVIC MARIN/AFP

Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo

A   A   A   Pengaturan Font

DUBAI - Sebanyak 118 negara menyatakan komitmen untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan hingga tiga kali lipat pada 2030, selama konferensi para pihak dalam kerangka kerja sama PBB untuk perubahan iklim (COP-28) di Dubai, UAE, pada Sabtu (2/12).

Sebagai bagian dari inisiatif yang diumumkan pada COP-28, inisiatif Percepatan Global untuk Dekarbonisasi yang diluncurkan itu juga memuat komitmen ratusan negara tersebut dalam melipatgandakan upaya efisiensi energi.

Seperti dikutip dari Antara, Minggu (3/12), negara-negara yang menandatangani komitmen tersebut, antara lain UAE, AS, Brasil, Jepang, Inggris, Meksiko, Polandia, Jerman, Australia, Kanada, Denmark, Prancis, Kenya, Belanda, Nigeria, dan Spanyol. Sementara Turki, Tiongkok, India, dan Afrika Selatan belum menandatangani inisiatif itu.

Meningkatkan kapasitas energi terbarukan global sebanyak tiga kali lipat berarti meningkatkannya dari 3,4 terawatt pada 2022 menjadi 11 terawatt pada 2030.

Kedua target tersebut merupakan salah satu dari lima langkah utama yang diumumkan oleh Badan Energi Internasional untuk menyukseskan COP-28. Selain itu, dalam inisiatif tersebut, sebanyak 50 perusahaan yang mewakili lebih dari 40 persen produksi minyak global menandatangani Perjanjian Dekarbonisasi Minyak dan Gas (OGDC).

Sediakan Pendanaan

Sebagai bagian dari inisiatif ini, sebuah komitmen dibuat untuk menyediakan pendanaan sebesar satu miliar dollar AS (sekitar 15,4 triliun rupiah) untuk proyek pengurangan emisi metana.

Presiden COP-28, Ahmed Al Jaber, mendesak lebih banyak negara untuk menandatangani komitmen untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan global dan menggandakan kemajuan dalam efisiensi energi.

"Meskipun banyak perusahaan minyak nasional telah mengadopsi target emisi nol bersih untuk pertama kalinya pada 2050, saya tahu bahwa mereka dan perusahaan lain dapat berbuat lebih banyak," kata Al Jaber, yang menyebut peluncuran OGDC sebagai langkah besar.

"Seluruh sektor perlu menetapkan target yang lebih kuat untuk mencapai kenaikan suhu global 1,5 derajat," ujar dia, menambahkan.

Jaber mengumumkan janji perusahaan minyak dan gas yang bertanggung jawab atas 40 persen produksi global, termasuk raksasa Saudi Aramco dan perusahaan UEA ADNOC yang dipimpinnya, untuk melakukan dekarbonisasi operasi mereka pada tahun 2050 dan mengurangi emisi metana.

Namun, janji tersebut tidak mencakup polusi ketika bahan bakar dibakar oleh pelanggan mereka, dan dikritik karena mengemas ulang komitmen sebelumnya yang tidak mengikat.

"Piagam ini adalah bukti komitmen sukarela dari industri minyak dan gas tidak akan pernah menumbuhkan ambisi yang diperlukan untuk mengatasi krisis iklim," kata Melanie Robinson dari World Resources Institute, sebuah badan penelitian nirlaba.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top