
Selalu Ingin Bantu Usaha Kecil
Foto: koran jakarta/selocahyoAkseleran mempunyai konsep menghubungkan antarmasyarakat sebagai crowd investor untuk bisa memberikan permodalan.
Ivan Nikolas Tambunan adalah sosok muda yang energik. Setelah menamatkan pendidikan bidang hukum bisnis di Universitas Indonesia pada 2009, ia melalang buana sebagai pengacara di berbagai firma hukum, antara lain di AFS Partnership dan Makarim & Taira S Counsellors at Law.
Karier Ivan kemudian berlanjut di Allen & Overy yang berkantor di Indonesia dan London. Pada saat yang bersamaan, Ivan melanjutkan pendidikan pascasarjana di Queen Mary University of London dengan mengambil konsentrasi hukum dan keuangan.
Saat kuliah di luar negeri itulah, Ivan mendapat ide untuk mendirikan sebuah perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan sebelumnya, yakni banking transaction. Lalu tercetuslah nama Akseleran.
Pada perkembangannya, Akseleran menjadi salah satu financial technology (Fintech) yang telah resmi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Akseleran juga menjadi pionir equity crowdfunding di Indonesia. Skema pendanaan equity crowdfunding adalah solusi pendanaan yang inovatif bagi startup dan usaha kecil dan menengah (UKM).
Menurut Ivan, di dalam skema equity crowdfunding, kompensasi yang diberikan si penggalang dana bagi investor adalah saham (equity) pada usahanya. Dengan memberikan saham sebagai kompensasi bagi investor, si penggalang dana tidak perlu memberikan agunan, melakukan pembayaran bunga, atau membayar kembali pokok investasi yang diberikan investor. Yang penggalang dana berikan adalah sebagian kepemilikan pada usahanya.
Ivan menceritakan mulanya hanya berenam orang saat mendirikan Akseleran pada Maret 2017. Kini, sudah 14 orang yang bekerja di perusahaan tersebut. "Jadi tim kita melihat crowd funding. Karena nyatanya, 80 persen masyarakat kita tidak punya akses permodalan," tuturnya saat disambangi di kantornya, kawasan Kemang, Jakarta, pekan lalu.
Menurut Ivan, banyak permasalahan mengapa masyarakat kecil sulit mengakses permodalan, di antaranya tidak mempunyai credit history dan tidak mempunyai agunan yang layak. "Jadi, rakyat kecil susah untuk mendapat kredit. Padahal faktanya para pengusaha kecil itu berbisnis dengan cashflow yang bagus dan berkembang. Nah, ibarat tanaman, kalau nggak dikasih pupuk, maka orangorang kecil itu sulit berkembang," kata Ivan.
Berangkat dari sejumlah persoalan di lapangan tersebut dan berbekal sebagai advokat di banking transaction, Ivan bersamateman-temannya mendirinya Akseleran yang mempunyai konsep menghubungkan antarmasyarakat sebagai crowd investor untuk bisa memberikan permodalan. "Kita namai Akseleran, artinya itu something yang bisa mempercepat dan mengakselerasikan usaha-usaha itu. Jadi, kalau kita lihat usaha-usaha itu kurang cepet tumbuhnya, dengan adanya Akseleran bisa lebih cepat lagi, karena dikasih modal. Lah, modalnya dari mana, ya dari crowd investor," jelas Ivan.
Menurut Ivan, bisnis ini sebenarnya murni komersial, namun pada akhirnya menghasilkan social impact. Sebab, bisnis-bisnis tersebut memang layak mendapat pinjaman. "Jadi ini bukan sosial, tapi mereka memang layak dapat pinjaman, cuma karena satu dan dua hal, mereka nggak bisa dapat. Nah, sekarang kita bikin itu bisa, yang pada akhirnya purpose bisnisnya tercapai, social impact-nya tercapai juga," papar Ivan.
Ivan sedikit membocorkan, sedikit tip menumbuhkandiberibisnis sejak awal hingga sukses. Menurutnya, yang terpenting adalah ketika meluncurkan suatu produk harus benar-benar tahu bermanfaat di pasar. Kalau produknya tidak tepat guna, bakal terjadi desnonime.
Saat ini, banyak orang meluncurkan start-up. Namun, tidak melihat terlebih dahulu dan mempertimbangkan asas manfaat, dibutuhkan pasar atau tidak, sedangkan untuk pembiayaan crowd plafon, harus bisa menghubungkan investor dengan debitur.
Aman dan Untung
Di Akseleran sendiri, lanjut Ivan, debitur bisa mendapatkan pinjaman secara efisien, fleksibel, dan mudah. Di sisi lain, investor bisa mendanai dengan aman dan menguntungkan. Saat ini, Akseleran memiliki dua produk unggulan, yaitu peer to peer lending dan equity crowd funding.
Ivan menjelaskan Equity crowd funding merupakan produk perdana. Dengan produk ini, pelaku usaha bisa mengalang dana atau modal dalam bentuk equity atau saham dari crowd investor.
Sementara itu, untuk peer to peer lending baru diluncurkan awal Oktober lalu. Fitur ini memungkinkan pelaku usaha bisa menggalang dana untuk pinjaman. "Jadi, kalau equity dalam bentuk saham, kalau peer to peer lending dalam bentuk pinjaman," katanya.
Perbedaan keduanyaadalah kalau produk equity crowd funding membuat investor turut memiliki usaha terkait. Kalau usaha tersebut rugi, investor juga ikut menanggung kerugian. Begitu juga sebaliknya, kalau usaha tersebut mencatatkan keuntungan, investornya juga bakal dapat untung. "Enaknya equity memang tidak menanggung pinjaman. Tapi, untuk UMKM lebih rumit dibanding pinjaman. Biasanya, UMKM belum siap menanggung equity risk," kata dia.
Sedangkan peer to peer lending menjadikan investor hanya memberikan pinjaman modal tanpa ikut memiliki usaha. Kalaupun usaha tersebut rugi sekalipun, pelaku usaha tetap harus membayar investor sebagai pemberi pinjaman. "Bayar pokok dan bunga pinjamanya. Kalau usahanya untung besar, tetap juga yang dibayar pokok sama bunga yang jumlahnya tetap. Makanya pertumbuhannya jauh lebih cepat ketimbang crowd funding," kata dia.
Ivan mengatakan ada beberapa perbedaan dengan pesaing yang menjadikan pelaku usaha memilih Akseleran sebagai mitra bisnis. Di samping memiliki produk unggulan crowd funding, Akseleran juga melakukan invoice financing.
Beberapa perusahaan yang sudah menggunakan jasa Akseleran adalah kontraktor Chevron untuk pemasangan pipa gas, Pertamina Hulu Energy, dan Sampurna.achmad/AR-2
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Jalur pendakian Gunung Tambora masih ditutup imbas cuaca ekstrem
- 2 Demi Keselamatan, Menhub Tekankan Pentingnya Kesehatan Pengemudi
- 3 Merch-Making Market Sebagai Music Merchandise Expo dengan Beragam Program Menarik
- 4 Manado Banjir, Lantamal VIII Kerahkan Tim Bantu Evakuasi Warga
- 5 Jabar Pasang 400 Titik PJU di Jalur Mudik Garut