Memburu Matahari Tenggelam
Foto: Koran Jakarta/Aloysius WidiatmakaAda keunikan tersendiri untuk menyaksikan matahari tenggelam (sunset). Bagi para pemburu kepergian matahari ke peraduan bisa mengejar di beberapa tempat untuk memperoleh bidikan yang bagus.
Sejumlah tempat malah mengandalkan sunset untuk menarik wisatawan. Negara-negara Asia hampir semuanya memiliki pemandangan matahari tenggelam yang menakjubkan. Demikian juga Indonesia. Banyak daerah bisa dijadikan ajang menemani matahari kembali ke peraduan. Di sini yang berhasil diabadikan, antara lain di Raja Ampat, Papua Barat.
Kabupaten lepasan dari Kabupaten Sorong ini tengah diproyeksikan menjadi destinasi wisata unggulan secara nasional dan internasional. Pemandangan matahari tenggelam juga sangat menakjubkan. Apalagi dilakukan di tengah laut atau disaksikan dari kapal. Turis seakan benar-benar melihat matahari ditelan laut nun jauh di sana.
Di Pulau Pari, yang merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Seribu, pelancong juga dapat mengeksplorasi sunset. Di bagian ujung Pulau Pari menjadi tempat favorit orang piknik untuk menangkap semburat merah matahari yang tengah "turun" ke perut laut. Di situ, wisatawan dapat memanfaatkan sinarnya untuk melahirkan siluet.
Hal yang sama juga dapat disaksikan di kawasan wisata Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Orang-orang yang tengah berlari dengan latar belakang semburat sinar matahari tenggelam menghasilkan gambar yang unik. Malah, sinar matahari seakan dapat dimasukkan ke dalam segitiga bentukan dari kedua telunjuk dan ibu jari.
Kalibiru memang terkenal tempat selfie. Lokasinya di perbukitan yang amat menanjak di daerah Kulon Progo, Yogyakarta. Matahari hanya menyemburatkan sinar putih dari balik rerimbunan hutan di kejauhan. Di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terpaan sinar matahari pada air laut, pinggir pantai, tampak dari kejauhan menghasilkan seberkas cahaya yang apik.
Di luar negeri juga bisa ditemukan area berburu sunset, seperti Kamboja. Agak jauh dari Kota Siem Reap, Kamboja, ada lokasi berburu sunset menarik karena berada di danau yang merupakan ciptaan Sungai Mekong. Dari pinggir danau, bisa terbidik cahaya semburat merah yang menawan. Itulah gambar yang didapat kalau sabar menunggu hingga sore.
Sisa-sisa sinar merah menerpa kapal-kapal nelayan yang tengah mencari ikan di danau tersebut. Kapal-kapal nelayan tersebut justru menambah asri pemandangan karena menghasilkan paduan antara air laut yang terkena sinar matahari dan badan kapal.
Nah, para penggemar sunset punya banyak alternatif. Selain ini, banyak lagi lokasi yang bisa dijadikan tempat berburu sunset. Ini termasuk yang dekat bagi warga Jakarta, seperti di Ancol. Tentu saja bagi penggemar sunset mau yang masih benar-benar alami. Ini bisa ditemukan antara lain dalam jalur dari Kupang ke Atambau. Dalam jalur tersebut terdapat begitu banyak spot untuk menangkap sinar matahari tenggelam. Lokasinya sungguh masih alami. Wisatawan Jakarta bisa juga bersusah-susah ke pantai Sawarna, Lebak, Banten. Di sana begitu indah sunset bisa dinikmati dengan pandangan benar-benar terbuka dari perbukitan memandang ke arah lebih rendah, sedangkan sunset berada di "atas" laut, sebelum "masuk" ditelan air laut. Di sini sangat indah sunset-nya, tidak akan menyesal. wid/G-1
Senja di "Jembatan Kuning" Kendari
Kendari, Sulawesi Tenggara, termasuk memiliki banyak tempat untuk nongkrong pada sore hingga malam hari. Tempat yang sudah terkenal tentu saja "Kendari Beach" yang tiap sore dipenuhi massa, tidak hanya pada akhir pekan.
Di sini pula masyakarat dapat menikmati aneka makanan khas setempat seperti kue ape. Ini adalah pisang yang belum matang betul lalu dibakar. Pisang kemudian digepengkan dan disantap dengan aneka jenis bumbu yang manis. Pedagang kue ape berderet di sepanjang jalan pinggir pantai. Selain itu, banyak juga pedagang yang menjajakan produk . Ada juga tempat mainan anak-anak. Mereka berjajar di sepanjang pinggir pantai yang persis di tepi jalan.
Namun kali ini jalan-jalan kita akan menuju ke tempat yang lebih 'tersembunyi' yaitu di pinggir pantai, tepatnya di sisi-sisi "Jembatan Kuning" arah ke pelabuhan Bungkutoko, masih di pinggiran Kota Kendari. Di sini belum terlalu ramai, namun justru bisa menjadi pilihan untuk mereka yang tidak terlalu suka keramaian seperti di Kendari Beach untuk nongkrong.
Wisatawan juga bisa menyaksikan kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan milik perhubungan. Para turisnya kebanyakan lokal atau warga sekitar yang ingin menghabiskan sore hari sambil minum kopi, bakar jagung, atau makan-makanan kecil lainnya. Sore hari di tempat ini tak sedikit muda-mudi nongkrong.
Mereka menikmati terpaan sinar matahari menjelang ke peraduan. Kawasan ini dinamakan jembatan kuning sesuai dengan cat jembatan besi yang berwarna kuning. Ini bisa menjadi alternatif, jika sudah jenuh di Kendari Beach, sama-sama bisa menghabiskan senja di pinggir pantai. Pemandangan sinar sunset-nya tak kalah menawan. wid/G-1
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Aloysius Widiyatmaka
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 2 Pemerintah Jamin Stok Pangan Aman dengan Harga Terkendali Jelang Nataru
- 3 Lulus Semua, 68 Penerbang AL Tuntaskan Kursus Peningkatan Profesi Selama Setahun
- 4 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 5 Aneh Kenapa Bisa Terjadi, PT LIB Koordinasi dengan Komdis PSSI terkait Masalah 12 Pemain PSM
Berita Terkini
- Gara-gara Jamur, 17 Warga Kebon Kalapa Sukabumi Keracunan
- Gunung Semeru Kembali Erupsi Dengan Tinggi Letusan 700 Meter
- Ini Alasannya Kenapa Semen Padang Optimistis Keluar dari Zona Degradasi Saat Hadapi Arema
- Indef Sarankan agar Kenaikan PPN Diterapkan Saat Ekonomi Masyarakat Telah Stabil
- Menggugah Tekad, Kemenpora Sampaikan Pesan Natal dengan Semangat Juara