
BP Beli Perusahaan Pengisian bagi Mobil Listrik
Pengisian Listrik l Sebuah kendaraan sedang mengisi listrik di stasiun pengisian listrik milik perusahaan asal Inggris, Chargemaster, beberapa waktu lalu. Chargemaster saat ini telah dibeli oleh perusahaan energi raksasa Inggris, British Petroleum.
Foto: istimewaLONDON - Perusahaan energi terbesar di Inggris, BP, diwartakan pada Kamis (28/6) telah membeli perusahaan pengisian energi bagi mobil listrik terbesar di Inggris, Chargemaster. Pengembangan bisnis ini ditempuh BP untuk mengantisipasi tren yang makin populer dalam beberapa dekade mendatang.
Langkah BP ini serupa yang telah diambil dua perusahaan energi raksasa lainnya yaitu Shell dan Total yang mengambil keputusan melebarkan sayapnya di bisnis stasiun pengisian bagi mobil listrik.
"BP telah menyepakati pembelian Chargemaster yang merupakan perusahaan pengisian bagi mobil listrik terbesar di Inggris," demikian pernyataan BP. "Kami akan fokus di bisnis stasiun pengisian ultra cepat dalam 10 menit mobil listrik bisa mencapai perjalanan sejauh 161 kilometer," imbuh mereka.
Dalam pernyataan sama sekali tak disebutkan berapa jumlah pembelian Chargemaster oleh BP. Chargemaster yang didirikan 10 tahun lalu, saat ini memiliki 6.500 stasiun pengisian di seluruh Inggris. Selain itu perusahaan yang bermarkas di Luton, London utara itu juga mendesain dan membangun stasiun pengisian listrik, serta menjual dan mengoperasikan bengkel bagi alat pengisian listrik.
Saat ini BP berambisi untuk jadi penyedia energi terbesar bagi kendaraan beremisi karbon rendah dan langkah ini diambil setelah aturan pemerintah Inggris kian menyarankan penyediaan sarana transportasi yang ramah lingkungan.
Menurut prediksi BP angka kendaraan bertenaga listrik di Inggris akan meningkat hingga 12 juta unit pada 2040. Pada 2017, hanya 135 ribu unit kendaraan listrik saja yang ada di Inggris.
"Penjualan kendaraan listrik telah amat meningkat di daratan Eropa dan tren ini akan terus meningkat dengan cepat," pungkas pakar otomotif di Warwick University, Inggris, profesor Dave Greenwood.
SB/AFP/I-1
Redaktur: Ilham Sudrajat
Penulis: AFP
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kerusakan Parah di Hulu Sungai Ciliwung, Sungai Bekasi dan Sungai Cisadane
- 2 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 3 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 4 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 5 Lingkungan Hidup, Pemerintah Bakal Terapkan Sanksi Paksaan di Puncak
Berita Terkini
-
18 Tahun Rumah123, Bantu 63 Juta Orang Indonesia Menemukan Properti Idaman
-
Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
-
Calon Notaris Kini Bisa Tersenyum Sumringah, INI Akhirnya Resmi Gelar UKEN 2025 untuk Meneguhkan Etika dan Keahlian
-
Putin Setuju Gencatan Senjata, Tapi...
-
Samsung Headphone Konduksi Tulang Bakal Dirilis di Event Galaxy Z Fold 7