Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I AS dan Eropa Tuntut Russia Akhiri Permusuhan dan Tarik Diri dari Ukraina

Zelenskyy: Russia Tak Berhak Tetap Jadi Anggota DK PBB

Foto : AFP/GABRIEL BOUYS

Pidato Zelenskyy I Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, tampil di layar monitor raksasa sedang berpidato saat sesi pembukaan KTT NATO di Madrid, Spanyol, Rabu (29/6). Sebelumnya, Presiden Zelenskyy juga berpidato pada sesi pertemuan darurat DK PBB membicarakan serangan membabi buta misil Russia ke negaranya.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengecam serangan misil Russia ke sebuah pusat perbelanjaan di pusat Kota Kremenchuk pada awal pekan ini. Ia menyebut serangan Russia itu sebagai sebuah aksi teror dan mengatakan bahwa Russia seharusnya dikeluarkan dari Dewan Keamanan PBB.

"Misil Russia menghantam lokasi (pusat perbelanjaan) ini dengan telak dan secara sengaja. Amat jelas tentara yang menembakkannya telah menerima koordinat yang pasti karena mereka ingin membunuh banyak orang," kata Presiden Zelenskyy.

"Kita perlu bertindak segera dan melakukan segalanya agar Russia berhenti membunuh anak-anak, orang-orang, siapa saja," ucap dia. "(Oleh karena itu) Russia tidak berhak untuk tetap berada di Dewan Keamanan PBB," imbuh Presiden Ukraina itu.

Pernyataan Zelenskyy dilontarkan saat ia berbicara secara virtual di hadapan peserta pada sesi pertemuan darurat DK PBB pada Selasa (28/6). Pertemuan tersebut diadakan menyusul serangan misil Russia yang makin intens di Ukraina tengah.

Dalam pertemuan itu, Presiden Zelenskyy juga menyerukan PBB untuk mengunjungi lokasi pusat perbelanjaan di Kota Kremenchuk yang jadi sasaran serangan misil Russia.

"Saya menyarankan PBB untuk mengirim perwakilan khusus atau sekretaris jenderal PBB, sehingga PBB dapat secara mandiri menemukan informasi dan melihat bahwa ini memang serangan misil Russia," kata Zelensky seraya meminta anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk Russia, untuk mengheningkan cipta selama satu menit bagi mereka yang tewas dalam perang sejauh ini.

Kantor kepresidenan Ukraina menyatakan setidaknya 20 orang dipastikan tewas dalam serangan tersebut, sementara sekitar 36 orang lainnya masih belum ditemukan.

Perwakilan Russia di PBB, Dmitry Polyansky, mengatakan serangan tersebut sebenarnya bukan menargetkan pusat perbelanjaan itu, melainkan gudang senjata Ukraina yang ada di sekitarnya.

Tak hanya itu, Polyansky juga mengeluh tentang penyataan Zelenskyy dengan mengatakan bahwa PBB tidak boleh diubah menjadi platform untuk kampanye humas jarak jauh bagi Presiden Zelenskyy untuk mendapatkan lebih banyak senjata dari NATO.

Sebelum Zelenskyy berbicara, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik, Pembangunan dan Perdamaian, Rosemary DiCarlo, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa PBB saat ini telah mencatat lebih dari 10.600 korban sipil di Ukraina, termasuk 4.731 kematian. Dia mengatakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi.

"Kami telah kehabisan kata-kata untuk menggambarkan ketidakberdayaan, kesia-siaan dan kekejaman dari perang ini," kata DiCarlo.

Pernyataan Bersama

Terkait dengan serangan misil ke sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kremenchuk, Amerika Serikat, sejumlah negara Eropa, dan negara-negara lainnya juga mengecam Russia. Sebelum digelar sesi darurat DK PBB, Prancis, Irlandia, Norwegia, Inggris, AS dan Albania, serta Duta Besar Ukraina, mengeluarkan pernyataan bersama di mana mereka mengatakan sangat mengutuk intensifikasi serangan misil Russia di wilayah Ukraina yang menargetkan pemukiman dan infrastruktur sipil selama periode 25-27 Juni 2022.

"Intensifikasi serangan misil itu termasuk serangan ke pusat perbelanjaan di Kremenchuk, yang merupakan serangan terang-terangan terhadap warga sipil," demikian pernyataan bersama negara-negara tersebut.

Dalam pernyataan bersama itu juga, mereka menuntut agar Russia segera menghentikan permusuhan dan menarik diri dari Ukraina. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top